Faktor Utama Pelemahan Rupiah Tahun ini

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (APBN) 2016, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah berada di rentang Rp13.400 sampai dengan Rp13.900. Asumsi tersebut, setelah menimbang beberapa faktor global yang berpotensi memengaruhi kondisi rupiah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Ekonom PT Bank Pertama Tbk, Josua Pardede mengatakan, nilai tukar rupiah pada tahun ini masih berpeluang kembali melanjutkan pelemahan, meskipun satu dari beberapa ketidakpastian seperti kenaikkan tingkat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Rerseve/The Fed) telah usai.

Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
"Ketidakpastian The Fed memang telah selesai. Tetapi, bukan berarti tidak ada faktor lain. Rupiah memang berpotensi kembali melemah diatas Rp14.000. Tetapi, itu hanya bersifat temporary," ujar Josua saat berbincang kepada VIVA.co.id, Jakarta, Minggu 3 Desember 2015.

Josua menjelaskan, sejumlah faktor global yang akan memengaruhi laju mata uang Garuda, yaitu masih didominasi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok. Sebab, hal itu membuat harga komiditas terus berfluktuasi dan pada tahun ini diproyeksikan akan kembali melanjutkan tren penurunan.

"Pada saat komoditas turun, permintaan Tiongkok ke negara-negara Asia akan ikut turun. Neraca perdagangan bisa ikut defisit. Ini akan memberikan tekanan kepada rupiah. Ekspor kita berpotensi untuk kembali melambat," kata dia.

Guna mengantisipasi keadaan tersebut, lanjut dia, percepatan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama yang harus dilakukan pemerintah. Apalagi, dari delapan paket kebijakan yang diberikan, ada berbagai macam insentif yang ditujukan untuk menarik minat investasi.

"Paket kebijakan dan percepatan infrastruktur itu dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan fundamental ekonomi sendiri. Kita bisa membatasi capital out flow. Rupiah memang terindikasi melemah, tetapi tetap terbatas," tutur Josua. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya