2015, Lion Air Paling Banyak Jadi Candaan Ancaman Bom

Pesawat Lion Air
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
AirAsia Tawarkan Tiket Rp299 Ribu ke Malaysia
- Terhambatnya penerbangan pesawat, ternyata bukan hanya disebabkan oleh hal-hal teknis saja, seperti
delay
Jokowi: Kereta Akan Kurangi Macet di Bandara
(terlambat), atau pesawat mengalami kendala. 

Air France Luncurkan Maskapai Berbiaya Murah
Namun, hal non teknis juga bisa membuat penerbangan pesawat terganggu. 

Salah satu penyebab non teknis tersebut, yakni adanya ulah nakal segelintir pihak dengan melakukan candaan bom yang berujung membahayakan penerbangan tersebut.

Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, pada 2015, sedikitnya terdapat laporan 15 kasus candaan bom yang diterima baik dari Direktorat Bandar Udara atau Direktorat Keamanan Kementerian Perhubungan.

"Selama 2015, terdapat 15 candaan bom yang diterima oleh kami, 12 di antaranya laporan resmi dengan surat. Kemudian, tiga di antaranya laporan yang belum resmi," ujar Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub, Nasir Usman di Jakarta, Senin 4 Januari 2015.

Dari 15 candaan bom itu, diketahui 11 di antaranya terjadi di maskapai penerbangan Lion Air.

Menurut Nasir, dari salah satu kejadian itu, yakni adanya candaan membawa bom ketika penumpang hendak masuk ke pesawat. Tepatnya, saat berada di pemeriksaan barang bawaan.

"Salah satu kejadian yang mengakibatkan tertundanya penerbangan, karena adanya proses pemeriksaan terlebih dahulu di bandara, berupa ancaman bom," ujarnya. 

Berikut daftar candaan beserta waktu kejadian yang diterima Ditjen Perhubungan Udara:

Pada 1 Mei 2015, adanya candaan laporan dari calon penumpang Lion Air rute Padang-Cengkareng dengan insial NA.

Pada 4 Mei 2015, adanya candaan laporan dari calon penumpang Lion Air rute Batam-Medan dengan insial SMS.

Pada 7 Mei 2015, adanya candaan laporan dari calon penumpang Lion Air rute Batam-Cengkareng dengan inisial S.

Pada 13 Mei 2015, adanya candaan laporan dari calon penumpang Lion Air rute Cengkareng-Palembang dengan inisial BP.

Pada 7 September 2015, adanya candaan dari calon penumpang Lion Air dengan rute Engkareng-Manado dengan inisial JH.



Pada 31 September 2015, adanya laporan di daerah pemeriksaan II di Bandara Manado. Candaan atau laporan dari calon penumpang Lion Air rute Manado-Cengkareng dengan inisial RI.

Pada 2 Desember 2015, adanya laporan pada daerah pemeriksaan II di Bandara Djuanda Surabaya. Candaan atau laporan dari calon penumpang Lion Air rute Surabaya-Makasar dengan inisial BP .

Pada 24 Desember 2015, adanya candaan atau laporan calon penumpang Lion Air dengan rute Cengkareng-Taipei dengan inisial K 

Pada 25 Desember 2015, adanya candaan atau laporan calon penumpang Lion Air rute Cengkareng-Jogja dengan inisial H. 

Pada 30 Sepetember 2015, adanya laporan pada daerah pemeriksaan II di Bandara Kualanamu Deli Serdang. Candaan atau laporan dari calon penumpang Citilink rute Kualanamu-Halim dengan inisial PK.

Pada 29 April 2015, adanya candaan laporan dari calon penumpang Batik Air rute Cengkareng-Palembang dengan insial NA.

Pada 26 Desember 2015, adanya candaan atau laporan dari calon penumpang Batik Air dengan rute Kupang-Cengkareng dengan inisial HI, PM, dan EH. 

Selain itu, tiga kejadian yang belum ada surat atau laporan resmi pada Ditjen Perhubungan Udara:

Pada 31 Desember 2015, adanya candaan atau laporan dari calon penumpang Lion Air dengan rute Cengkareng-Solo dengan inisial AS. 

Pada 3 Januari 2016, adanya candaan atau laporan calon penumpang Lion Air dengan rute Balikpapan-Ujung Pandang dengan inisial JM. Berdasarkan informasi, pelaku berasal dari anggota TNI.

Pada 4 Januari 2016, adanya candaan atau laporan dari calon penumpang Airbus, dengan rute Surabaya-Timika dengan inisial SB. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya