Sumber :
- U-Report
VIVA.co.id
- Perbankan nasional pada tahun ini masih dihadapkan dengan ketidakpastian situasi ekonomi global. Salah satu sektor yang paling dikhawatirkan di tahun ini adalah pertumbuhan kemampuan pembiayaan perbankan.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis menuturkan, rasio kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai saat ini hampir menyentuh angka 90 persen. Dengan angka tersebut, sangat sulit bagi perbankan untuk meningkatkan pertumbuhan.
"Pertumbuhan dana menjadi tantangan besar perbankan tahun ini. Yang menjadi tantangan adalah dengan mencari strategi funding yang tepat dan benar. Karena pertumbuhan dana menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan kredit," ujar Irwan saat di Jakarta, Rabu 13 Januari 2016.
Perbankan nasional, kata Irwan, memang mengalami sejumlah tekanan yang bukan hanya berasal dari ekonomi global, melainkan juga ekonomi domestik. Mulai dari volatilitas kurs rupiah, sampai dengan harga komoditas yang anjlok. Meski melambat, pertumbuhan perbankan masih dianggap baik.
"Tahun lalu, kualitas kredit bisa dijaga dengan baik. Meski Non Performance Loan (NPL) naik 2,56 persen dari 2,04 persen di 2014, ini masih wajar karena hampir semua sektor perbankan melambat," tuturnya.
Irwan memaparkan, pihaknya telah menerima Rencana Bisnis Bank (RBB) dari perbankan nasional di tahun ini. Dari rencana ini, total aset industri perbankan diperkirakan mampu tumbuh sebesar 12,5 persen, yang terbagi dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU).
Dari 46 bank yang tercantum di BUKU I, total aset ditargetkan tumbuh 20,18 persen. Sementara dari 48 bank yang tercantum di BUKU II ditargetkan tumbuh 13,15 persen. 20 bank di BUKU III tumbuh 10,79 persen, dan 4 bank di BUKU IV tumbuh sebesar 13,16 persen.
"RBB ini nanti kami komunikasikan dengan manajemen bank. Dari data yang diterima, masih ada optimisme di perbankan bahwa pertumbuhan lebih baik dibandingkan tahun lalu," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Perbankan nasional, kata Irwan, memang mengalami sejumlah tekanan yang bukan hanya berasal dari ekonomi global, melainkan juga ekonomi domestik. Mulai dari volatilitas kurs rupiah, sampai dengan harga komoditas yang anjlok. Meski melambat, pertumbuhan perbankan masih dianggap baik.
