- Reuters
VIVA.co.id - Anjloknya harga minyak dunia membuat perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor minyak dan gas (Migas) terpaksa mengencangkan ikat pinggangnya.
Efisiensi ini dilakukan guna menekan biaya operasional, karena berkurangnya pendapatan perusahaan akibat harga minyak rendah.
Salah satu perusahaan yang dikabarkan melakukan efisiensi dengan cara memangkas jumlah karyawannya adalah Chevron Pacific Indonesia. Perusahaan minyak ini terkena imbas dari anjloknya harga minyak dunia sepanjang tahun lalu.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menegaskan, langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan pengeksplorasi minyak ini tidak akan mengganggu pasokan produksi minyak domestik. Sebab, tidak ada indikasi perusahaan tersebut menurunkan target produksinya.
"Yang saya pahami, mereka bukan menurunkan target, tetapi efisiensi. Memotong yang bisa dihemat, dengan satu catatan, yaitu target tetap dilakukan," ujar Sudirman, saat ditemui di Balai Kartini Jakarta, Kamis 14 Januari 2016.
Dari sisi pemerintah, mantan Direktur Utama PT Pindad ini mengatakan, tidak akan ikut campur tangan dalam kebijakan yang dilakukan CPI. Pemerintah, hanya akan melakukan antisipasi terkait dengan langkah yang diambil perusahaan tersebut.
"Kami tidak bisa ikut campur. Kami akan mendengar dulu apa yang terjadi di lapangan. Ini kan terjadi di seluruh dunia. Pemerintah hanya bisa antisipasi dampak sosial yang mungkin terjadi," tuturnya. (asp)
Pertamina Akan Kembangkan Ladang Minyak Raksasa Iran
Cadangan minyak diperkirakan lebih dari lima miliar barel minyak.
