Kali Ini Rupiah Kena Imbas Merosotnya Harga Minyak Dunia

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini berpeluang melanjutkan pelemahan, lantaran adanya potensi penurunan lanjutan pada harga minyak mentah dunia.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan kurs dolar AS yang masih kuat berkuasa akan makin memberi tekanan pada mata uang garuda, jika harga minyak mentah tidak kunjung mengalami peningkatan.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Tren pelemahan yang terjadi pada nilai tukar rupiah diperkirakan kembali berlanjut, jika laju dolar AS masih menunjukan penguatan, terutama jika harga minyak mentah tidak kunjung mengalami peningkatan," ujarnya kepada VIVA.co.id, di Jakarta, Senin, 18 Januari 2016.

Reza memperkirakan, laju rupiah berada di level batas bawah Rp14.040 per dolar AS dan batas atas di level Rp13.815 per dolar AS. 

"Dengan demikian, para pelaku pasar disarankan untuk tetap mewaspadai jika tren pelemahan kembali terjadi," ucapnya.

Menurut Reza, meski Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuannya sebesar 0,25 bps menjadi 7,25 persen, tetapi dinilai kurang memberikan angin segar bagi kurs rupiah. 

Sebab, faktor eksternal lebih memberikan pengaruh yang signifikan.

"Meski harga minyak sempat menguat dan membuat laju dolar AS melemah, namun tidak diimbangi oleh laju mata uang Asia, terutama pelemahan yuan," ucap Reza.

Reza mengungkap, beberapa mata uang yang melemah terhadap dolar AS, antara lain poundsterling, dolar Australia dan dolar Kanada. 

"Pelemahan nilai tukar rupiah juga disebabkan reaksi negatif pelaku pasar terhadap rilis neraca perdagagan Desember 2015 yang defisit US$230 juta," katanya. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya