Kota Ini akan Miliki Trem Pertama di Indonesia

Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id - Surabaya akan menjadi kota pertama di Indonesia yang akan memiliki alat transportasi trem. Hal itu tidak lepas dari rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk membangun jalur transportasi trem di Surabaya pada tahun ini.

Penumpang Kereta Luar Kota Bisa Berangkat dari Jatinegara

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Sonhaji, mengatakan, rencananya awal tahun ini lelang untuk pengerjaan proyek itu akan dimulai.

“Awal tahun ini bisa Januari, Februari, Maret, atau bulan-bulan lainnya, asalkan tidak sampai pada pertengahan tahun, atau Agustus,” kata Agus saat ditemui VIVA.co.id di kantornya, Rabu 20 Januari 2016.

Unik, Jembatan Rel Kereta Ini Hanya Ada di Australia

Agus menyatakan, proyek itu ditargetkan akan tuntas selama dua tahun. Sehingga, apabila mulai dikerjakan pada tahun ini, maka pada tahun 2018 mendatang proyek itu akan tuntas.

Hanya saja saat ditanya mengenai anggaran yang akan dikeluarkan, Agus mengaku tidak mengetahuinya. “Karena ini kan proyeknya Kemenhub, sedangkan Pemkot Surabaya hanya sebatas diminta masukan saja,” tuturnya.

Menelusuri Jalur Kereta Terpendek di Dunia

Rencananya trem tersebut akan melintasi jalur yang ada di tengah kota, mulai dari Jalan Raya Darmo yang ada di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS), lalu melintasi Jalan Urip Sumoharjo, Basuki Rachmat, Embong Malang, Bubutan, hingga Tugu Pahlawan.

Agus mengungkapkan, tujuan dipilihnya jalur tengah kota sebagai rute trem tersebut bertujuan untuk mengurai kemacetan. Sebab, berdasarkan analisa yang dilakukannya, intensitas kemacetan tertinggi di Surabaya terjadi di kawasan tengah kota.

“Apalagi banyak juga perkantoran yang ada di sana, makanya ini juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat perkotaan,” kata Agus.

Adapun trem yang akan melintasi jalur itu ada enam hingga tujuh unit. Kapasitas dari masing-masing trem bisa memuat sebanyak 200 penumpang.

Mengenai efektivitas pengoperasian trem itu, menurut Agus adalah dengan pemberlakuan sistem electronic road pricing (ERP).

“ERP itu maksudnya kendaraan pribadi yang mau masuk ke jalur itu harus membayar sejumlah biaya, sehingga hal itu akan menekan jumlah kendaraan pribadi yang mau masuk jalur tengah kota. Dan juga tidak boleh ada parkir di tepi jalan sepanjang jalur itu,” tutur Agus.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Ignasius Jonan mengatakan target penyelesaian proyek itu akan tuntas hingga tiga tahun mendatang.

“Mungkin sekitar tahun 2019 atau tahun 2020 baru bisa digunakan,” kata Jonan, saat melakukan sidak di Stasiun Gubeng, Surabaya, Desember 2015 lalu. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya