Pemerintah Berencana Bangun Kilang Minyak Mini

Ilustrasi Kilang Minyak
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Direktur Pembinaan Hilir Ditjen Migas, Kementerian ESDM, Setyorini Tri Hutami  mendukung pembangunan kilang mini. Menurutnya, saat ini tengah disiapkan Peraturan Menteri (Permen) sebagai payung hukum untuk pembangunan di beberapa daerah yang memiliki sumur minyak.

“Diharapkan tahun ini, proyek tersebut dapat ditawarkan kepada swasta maupun BUMN,” kata Setyorini saat dihubungi, Jumat, 5 Februari 2016.

Setyorini menjelaskan, pemerintah masih memetakan lokasi yang memiliki potensi untuk dibangun kilang mini. Targetnya, kilang-kilang mini tersebut bisa dibangun di dekat sumur minyak.

"Kita sedang siapkan Permen dan pemetaan lokasinya, sehingga sumur-sumur marginal bisa berproduksi lebih efisien," ujarnya.

Premium Mau Ditarik dari Pasaran, Ini Tahapannya

Dia menjelaskan, dalam perkiraan awal, terdapat delapan lokasi yang memiliki potensi untuk dibangun kilang mini. Apabila sudah terdeteksi kandungan minyaknya dan payung hukumnya sudah kuat maka Kementerian ESDM akan melelang proyek tersebut kepada swasta.

"Kalau nanti sudah siap tahun ini akan kita lelang kepada swasta dan BUMN kalau berminat sehingga dapat mendukung program ketahanan energi nasional," lanjutnya.

Dalam rencana pemerintah, kilang mini diharapkan berkapasitas 6.000 hingga 20.000 barel per hari. Saat ini lokasi yang berpotensi untuk kilang mini seperti Riau, Sumatera Selatan, Kaltim, Jambi dan Jawa Timur. 

Jangan ditunda

Pengamat energi, Fahmi Radhi meminta pemerintah segera merealisasikan program pembangunan kilang minyak ini. Menurutnya, pembangunan kilang baru bisa mengurangi impor BBM yang terus melonjak setiap tahun.

Dengan pertumbuhan konsumsi BBM sebesar 5 persen per tahun, pada 2018 diperkirakan kebutuhan BBM di dalam negeri mencapai 77 juta kiloliter (kl). Tanpa pembangunan kilang baru, ketersediaan stok aman BBM di dalam negeri hanya sebesar 40 juta kiloliter.

“Pembangunan kilang tidak boleh ditunda-tunda mengingat kebutuhan terhadap BBM di dalam negeri yang saat ini berasal dari impor terus meningkat,” kata Fahmi, dihubungi.

Namun demikian, biaya pembangunan kilang sangat besar, yakni US$10–12 miliar untuk kapasitas 300.000 barel per hari. Oleh karena itu, dia menyatakan pemerintah seharusnya lebih mendorong pembangunan kilang mini.

Kilang jenis ini cukup dengan biaya pembangunan sebesar US$50–150 juta untuk kapasitas 6.000 sampai dengan 18.000 barel per hari. Dengan membangun 10 kilang mini misalnya, bisa mendapatkan kapasitas hampir 100.000–200.000 barrel per hari dengan biaya investasi yang jauh lebih rendah, jika dihitung secara proporsional per barrelnya.

Melalui konsep kilang mini, alokasi crude dengan harga di mulut sumur akan menciptakan efisiensi dalam hal memangkas biaya transportasi (seperti pada konsep mine-mouth power plant).

Kilang Minyak Mini Akan Dibangun di Tengah Laut East Natuna

Apalagi pembangunan kilang mini pada lokasi-lokasi sumur minyak yang tersebar di berbagai daerah dapat menciptakan nilai tambah ekonomi untuk masyarakat sekitar.

“Kilang mini adalah solusi jitu dan strategis dalam mengatasi impor BBM Indonesia yang terus melonjak. Dengan kilang mini, Indonesia akan mampu mengolah minyak secara mandiri sehingga pelan-pelan akan mengurangi impor BBM. Dengan demikian, subsidi BBM juga akan berkurang,” ucap dia.

Nah, menurut Fahmi, agar investor tertarik membangun kilang mini, pemerintah harus mempermudah dan memberikan insentif kepada investor.

Apalagi jika ada investor yang telah berinisiatif membangun kilang mini dan sudah berjalan, maka pemerintah seharusnya mendukung agar konsep kilang mini dapat diimplementasikan lebih banyak lagi.

Tahun Ini Pemerintah Targetkan Kajian Cadangan Minyak
Anjungan lepas pantai

2024, Blok Masela Siap Produksi?

Pemerintah bentuk tim khusus demi mempercepat produksi Blok Masela.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016