Paket Kebijakan Diumumkan, Saham Blitzmegaplex Melonjak

Seorang karyawan BEI mengamati layar indek saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
- Usai dirilisnya Paket Kebijakan Ekonomi X, harga saham sektor industri perfilman PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) yang dikenal dengan Blitzmegaplex naik 24,4 persen, atau naik Rp1.100 dari posisi Rp4.500 menjadi 5.600. Kebijakan tersebut berpengaruh positif bagi emiten hiburan ini.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Hal tersebut, lantaran kebijakan yang lebih ke arah memperlonggar investasi, sekaligus meningkatkan perlindungan bagi usaha kecil, menengah, mikro, dan koperasi. Perseroan sendiri bergerak di bidang sektor industri perfilman, di mana usaha untuk asing besarannya sebesar 100 persen.

IHSG di BEI Rabu Ini Berpotensi Berbalik Menguat
Seperti diketahui, isi dari kebijakan ekonomi X tersebut, pemerintah menambah 19 bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKM dan Koperasi dalam revisi Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha yangTerbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal atau yang lebih dikenal sebagai Daftar Negatif Investasi (DNI).

Revisi DNI juga membuka 20 bidang usaha untuk asing dengan besaran saham tertentu, yang sebelumnya PMDN 100 persen. Bidang usaha itu antara lain jasa pelayanan penunjang kesehatan 67 persen, angkutan orang dengan moda darat 49 persen, industri perfilman termasuk peredaran film 100 persen, dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi/ekstra tinggi 49 persen.

Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini berhasil ditutup di zona hijau menguat 0,92 persen, atau naik 43 poin ke level 4.775. Di mana, sektor yang menguat aneka industri 4,07 persen, basic industry 1,84 persen, dan properti 1,46 persen. Sedangkan sektor yang melemah hanya agriculture 0,35 persen. Adapun asing melakukan net buy sebanyak Rp876 miliar.

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, para pengamat memperkirakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV-2015, bakal mengalami surplus karena didorong oleh investasi portofolio yang ditopang adanya perbaikan fundamental ekonomi dalam negeri.

Menurutnya, neraca perdagangan diekspektasikan mencapai US$5,2 miliar di kuartal IV-2015 ( minus 2,4 persen terhadap GDP) dari kuartal sebelumnya US$4,0 miliar (minus 1,9 persen terhadap GDP), karena menurunnya surplus perdagangan ke angka US$369 juta dari US$2,7 miliar. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya