AP II Direkomendasikan Jadi Pengelola Bandara Pondok Cabe

Kantor Angkasa Pura II
Sumber :
  • Antara/ Muhammad Iqbal

VIVA.co.id - Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, merekomendasikan agar Bandar Udara Pondok Cabe dikelola oleh PT Angkasa Pura (AP) II. Hal ini dimaksudkan, agar bandara tersebut dapat dikelola untuk penerbangan komersial berjadwal.

Garuda Jadi Maskapai dengan Protokol Kesehatan Terbaik di Dunia

Hal ini diutarakan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Muhammad Arief Wibowo. Ia menyampaikan telah melakukan pembahasan lebih lanjut dengan Menteri Perhubungan dan Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto.

"Kita sudah ketemu dengan Pak Jonan dan Pak Dwi tadi malam. Kesimpulan dari mereka, silahkan koordinasikan dengan AP II. Rekomendasi dari Kementerian Perhubungan, AP II yang akan mengelola Bandara Pondok Cabe," ujar Arief saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis 11 Februari 2016.

Garuda Luncurkan Layanan Penerbangan Vintage Era 70-an

Ia menyampaikan bahwa pihaknya hanya sebagai pengguna bandara tersebut. Sementara Pertamina merupakan pihak yang berniat memanfaatkan Bandara Pondok Cabe untuk kepentingan komersial berjadwal.

"Jadi, Garuda kan pengguna aja, yang punya kan Pertamina. Lalu, Angkasa Pura II yang akan mengelola," jelasnya.

Garuda Indonesia Dinobatkan Jadi Maskapai Paling Disukai

Ia menargetkan, pengoperasian Bandara Pondok Cabe untuk penerbangan komersial akan terealisasi pada tahun ini.

Sampai saat ini, ia mengaku masih belum mengecek berapa slot penerbangan yang akan dilakukan. Ditambahkannya, alasan kuat AP II sebagai pengelola, yaitu karena lokasi tersebut masih satu area penerbangan dengan Bandara Halim Perdana Kusuma.

"Kan itu (Pondok Cabe) masih satu area degan Halim. Makanya, harus satu pengelola. Tahun ini saya rasa sudah selesai. Kan AP II sudah punya BUBU (Badan Usaha Bandar Udara), jadi lebih mudah," ujarnya.

Untuk pengoperasian maskapai, dimungkinkan ada maskapai lain selain Garuda, dengan catatan, kapasitas slot penerbangan masih tersedia untuk maskapai lain.

"Nanti bisa dua atau bisa banyak maskapai, tergantung kapasitasnya yang tersedia. Tapi, kan Garuda sebagai pemrakarsa. Kita yang meminta, dan kita juga akan menggunakan sinergi BUMN. Di situ ada juga Indo Pelita, karena kita sudah kerjasama untuk perawatan pesawat ATR 72-600," jelasnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya