Arus Dana Asing Bakal Dorong Penguatan Rupiah

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, Jumat, 12 Februari 2016, diperkirakan akan melanjutkan tren apresiasi. Penyebabnya, dorongan modal asing yang masuk ke pasar keuangan dalam negeri.

Penguatan Rupiah Dihantui Sentimen Negatif Ekonom Global
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menyampaikan, capital inflow atau arus modal asing, akan kembali masuk ke pasar keuangan baik di sektor obligasi maupun ekuitas. Lantaran kondisi perekonomian Indonesia diproyeksikan semakin membaik.

Rupiah Loyo Lagi, Berikut ini Penyebabnya
"Setelah berhasil mematahkan tren pelemahan, penguatan rupiah terjadi juga akibat spekulasi dana asing yang akan kembali mengalir ke pasar keuangan," ujarnya.

Selain itu, Reza juga mengatakan, predikat layak investasi atau investment grade yang diberikan kepada Indonesia oleh sejumlah lembaga pemeringkat menjadi sentimen positif bagi laju rupiah. Di samping, pernyataan Federal Reserve AS yang belum berencana mengubah kebijakan suku bunga, juga menjadi katalis positif.

Reza menyebutkan, saat ini target batas bawah rupiah berada pada level Rp13.500 per dolar AS, sedangkan target batas atas di posisi Rp13.350 per dolar AS. "Tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah," ucapnya.

Reza mengungkapkan, pada perdagangan sebelumnya, menurut Reza, rupiah sempat berada di area Rp13.600-an, namun mampu bergerak mendekati level Rp13.400 per dolar AS, sehingga membuat laju rupiah menjelang akhir pekan mulai terbatas.

"Tren harga minyak dunia yang masih melanjutkan pelemahan turut menekan laju rupiah terhadap dolar AS," tuturnya.

Namun, jelas dia, pergerakan dolar AS cenderung melemah terhadap terhadap euro, Swissfranc, yuan dan yen, akibat testimoni Fed yang belum berencana mengubah besaran Fed fund rate dalam waktu dekat ini.

"Penguatan rupiah yang begitu tajam pada perdagangan sehari sebelumnya berpeluang dimanfaatkan oleh para pelaku pasar untuk hit and run, sehingga peluang untuk melakukan aksi profit taking kembali terjadi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya