JK: Bunga Kredit Indonesia Masih yang Tertinggi di ASEAN

Ilustrasi kredit kepemilikan rumah.
Sumber :

VIVA.co.id – Anjloknya harga komoditas global membuat pemerintah harus memutar otak untuk menemukan pendorong lain guna berkontribusi lebih kepada pertumbuhan ekonomi domestik.

Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen, Ini Faktornya

Salah satu yang saat ini ingin digenjot adalah bagaimana mempercepat pembangunan infrastruktur.

Namun, suku bunga perbankan yang terlampau tinggi dianggap masih menjadi kendala utama terhambatnya pembangunan infrastruktur. Para pengembang akan berpikir dua kali untuk berekspansi, karena mahalnya bunga kredit pinjamam yang ditawarkan perbankan.

BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China

Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menegaskan, suku bunga kredit Indonesia saat ini masih menjadi salah satu suku bunga tertinggi di negara-negara kawasan ASEAN. Menurutnya, tidak ada negara manapun yang bisa maju dengan suku bunga yang tinggi.

“Saat ini, bunga (kredit) kita tertinggi di ASEAN. Pertumbuhan harus tinggi, tapi bunga jangan tinggi. Karena, tidak ada negara maju dengan bunga tinggi,” ujar Wapres saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu 13 Februari 2016.

The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga pada Semester II, Apa Dampaknya ke RI?

Wapres menegaskan, suku bunga di Indonesia tidak jauh berbeda dengan suku bunga kredit Thailand yang berada di kisaran 11 sampai dengan 12 persen.

Mantan Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini pun menargetkan, tingkat suku bunga dapat diturunkan hingga berada di kisaran 7,5 persen.

“Tahun depan, bunga akan kami turunkan (menjadi) 7,5 persen. Ini agar perumahan menjadi bagian yang baik bagi kita semua,” jelasnya.

Sekadar informasi, beberapa waktu lalu Bank Indonesia telah menurunkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 0,25 basis poin (bps) menjadi 7,25 persen. Namun, langkah itu tidak diikuti oleh perbankan nasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya