Depkeu Ajukan Aset Baru Penjamin Sukuk

VIVAnews - Pemerintah masih akan menambah underlying asset untuk penerbitan sukuk. Penambahan ini sudah diusulkan ke Dewan Perwakilan Rakyat dan tengah dalam pembahasan.

"Kalau sudah mendapatkan izin penggunaan Barang Milik Negara (BMN) sebagai underlying asset, nanti sukuk bisa kita terbitkan," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto di Departemen Keuangan, Jakarta, Selasa 14 Juli 2009.

Saat ini penerbitan sukuk tidak bisa dilakukan karena underlying assetnya sudah habis. "Kami sudah ajukan beberapa BMN untuk antisipasi peminat sukuk yang cukup besar," ujarnya.

Penambahan ini perlu karena melihat pengalaman saat penerbitan sukuk global sebesar US$ 650 juta, permintaan mencapai US$ 7,2 miliar. "Itu makanya saat menerbitkan sukuk ritel besarnya hanya Rp 5 triliun karena asetnya terbatas," ujarnya.

Selain masih dimungkinkannya penerbitan sukuk, pada semester dua pemerintah juga tetap akan menerbitkan ORI006 pada Agustus mendatang.

"Penerbitan juga masih untuk SUN reguler, baik SPN maupun obligasi negara lainnya. Kemudian kita juga masih punya jatah penerbitan dari penempatan private placement dengan Depag seperti sukuk Dana Haji Indonesia sekitar Rp 5 triliunan," katanya.

Sumber penarikan lain juga bisa berasal dari private placement lain seperti peluang penerbitan SBN untuk Pemda.

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share
PM Georgia, Irakli Kobakhidze (Doc: Anadolu Ajansi)

Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber

Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze mengadakan buka puasa bersama atau makan malam berbuka puasa, pada Kamis, 28 Maret 2024, di Ibu Kota Tbilisi, bersamaan Ramadhan

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024