Ledakan di JW Marriott dan Ritz Carlton

Adrianto Machribie, Bos Freeport Korban Bom

VIVAnews - Petinggi PT Freeport Indonesia, Adrianto Machribie yang menjadi korban meledaknya bom di JW Marriott akhirnya dibawa ke Singapura, setelah sempat mengalami perawatan di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Adrianto menjadi korban ledakan saat mengikuti pertemuan rutin breakfast meeting bersama para petinggi perusahaan tambang di restoran Hotel JW Marriott, Jakarta pada Jumat pagi, 17 Juli 2009. Dia adalah salah satu dari sejumlah bos perusahaan tambang yang menjadi korban ledakan dahsyat itu.

Dari Freeport, selain Adrianto, ada satu lagi yang menjadi korban ledakan,
yakni David Potter (60 tahun) warga negara Amerika Serikat yang juga menjabat Senior Advisor PT Freeport Indonesia. Kedua petinggi Freeport ini telah tiba di rumah sakit Singapura.

Lantas siapa sesungguhnya sosok Adrianto Machribie?

Adrianto adalah mantan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Selama 10 tahun sejak 1996, pria berusia 58 tahun ini menjadi pemimpin puncak di perusahaan tambang emas yang beroperasi di Papua itu.

Pada 2006, dia pensiun dari jabatan sebagai Presdir Freeport Indonesia. Namun
demikian, dia masih tetap berperan besar di perusahaan tambang yang mayoritas sahamnya dikendalikan investor Amerika Serikat itu.

Adrianto masih menjabat sebagai Presiden Direktur Atlantic Copper yang masih
terafiliasi dengan PT Freeport-McMoran Copper and Gold. Selain itu, dia menjadi Penasehat Senior Presiden Direktur PT Freeport Indonesia. Freeport adalah salah satu perusahaan tambang besar dunia.

Dua hari sebelum ledakan, pada Rabu, 15 Juli, sebagai petinggi Freeport,
menurut media center Departemen Pertahanan, Adrianto masih sempat berkunjung ke kantor Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono di Jakarta. Kunjungannya untuk melaporkan kondisi keamanan terakhir PT Freeport pasca penembakan oleh pihak tak dikenal pada karyawannya.

Sebagai orang Indonesia yang memegang posisi strategis, Adrianto menjadi ujung tombak Freeport dalam menghadapi berbagai masalah keamanan yang kerap melanda perusahaan asing ini. Baik itu menyangkut masalah lingkungan, keamanan, pengembangan masyarakat, pendidikan hingga kewajiban kepada pemerintah seperti royalti dan pajak. 

Di luar Freeport, Adrianto dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pendidikan. Saat menjadi Presdir Freeport Indonesia, dia pernah menjalin kerja sama dengan Universitas Cendrawasih dalam bentuk penelitian, pelatihan dan pengabdian masyarakat.

Adrianto juga pernah menjadi anggota Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung (ITB) mewakili masyarakat bersama sejumlah tokoh bisnis lainnya, seperti Mochtar Riady (Bos Grup Lippo), Noke Kiroyan (mantan Presdir PT Rio Tinto), dan Irwan Hidayat (CEO Sido Muncul).

Di bidang bisnis, Adrianto bersama Noke Kiroyan juga dikenal sebagai anggota Dewan Pengawas USINDO, lembaga persahabatan Indonesia-Amerika Serikat. Adrianto dan Noke, juga James Castle yang menjadi Penasehat USINDO menjadi korban bom.

Jelang Hari Raya Idul Fitri, Persediaan BBM di Bali Masih Aman

Baja Sosok Korban Lain: James Castle, Timothy Mackay, Noke Kiroyan

Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

KPU Tolak Tanggapi Tudingan Nepotisme Jokowi ke Prabowo-Gibran

KPU menolak menanggapi tudingan dari kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud soal nepotisme Jokowi ke Prabowo-Gibran

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024