Budidaya Jamur, Omzet Kelompok Tani Capai Miliaran Rupiah

Produk jamur Kelompok Tani Sedyo Lestari
Sumber :

VIVA.co.id – Kelompok tani saat ini masih dipandang sebelah mata. Sebab, bergabung dengan kelompok tani, belum tentu tanaman pertanian yang ditanam akan berhasil dan mendapatkan keuntungan cukup tinggi.

Kelompok KKN 106 Universitas Jember Gelar Sosialisasi Kewirausahaan

Namun, siapa sangka kelompok tani Sedyo Lestari, Dusun Klangon, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang menggeluti sektor pengembangan jamur dalam setahun bisa mendapatkan omzet hingga miliaran rupiah.

Sekretaris Kelompok Tani Sedyo Lestari, Hari Wibowo mengungkapkan, kelompok tani yang dia ikuti sejak berdiri pada 2008 silam ini memiliki 26 anggota dari warga setempat, dan 226 mitra kerja yang tersebar di Indonesia, kecuali Sulawesi dan Papua. Mitra kerja mulai dari penyedian bahan baku, produksi sampai pemasaran.

Mahasiswa KKN 109 Universitas Jember Gelar Diskusi Kewirausahaan

"Kita ada tiga produk jamur yakni Lingzhi, jamur kuping dan jamur tiram," katanya.

Tak hanya memproduksi jamur, kelompok ini dalam perkembangannya juga menyediakan media tanam, bibit, bahan baku, sekaligus jasa pelatihan bagi para calon pelaku usaha jamur. Produk jamur yang dihasilkan pun tak hanya dijual dalam bentuk jamur segar atau kering, melainkan juga dalam olahan.  

Sembilan Ide Bisnis untuk Remaja

Seiring perkembangannya, kelompok ini pun meningkatkan kelembagaannya menjadi koperasi produsen berbasis pertanian pada 2016.

"Untuk omzet, tiap bulannya beda, tapi dihitung tahunan rata-rata bisa Rp1,14 miliar," ungkapnya.

Selain Kelompok Sedyo Lestari, terdapat pula Koperasi Beras Sehat Makmur Bantul. Koperasi ini didirikan untuk meningkatkan usaha produktif, khususnya dalam memproduksi beras organik dengan orientasi keuntungan. 

Distribusi penjualan produk kelompok usaha ini sudah sampai ke supermarket, toko khusus hasil bumi, dan rumah sakit. Apalagi, segmen pasar beras organik merupakan kalangan masyarakat menengah ke atas.

"Kita juga mengembangkan Koperasi Beras Sehat Makmur Bantul dan produk yang dijual sudah tembus supermarket," ujarnya.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dinas Pertanian Yogyakarta, Rani Mutiara menyampaikan, tantangan pembangunan pertanian mendatang, yakni bagaimana menyeimbangkan orientasi peningkatan kesejahteraan petani dengan ketersediaan pangan.

"Pertanian yang dikelola petani harus bisa memberikan kesejahteraan pada petani," ujarnya.

Menurutnya, sudah saatnya kelompok tani saat ini naik menjadi kelembagaan ekonomi petani (KEP), sehingga dapat lebih memiliki potensi tawar. Di Indonesia, saat itu sudah ada 1.220 KEP, di mana untuk wilayah Yogyakarta sendiri terdapat 75 KEP.

"Kelembagaan ini di atas gapoktan (gabungan kelompok tani), dan di tiap kabupaten sudah ada. Kelembagaan ekonomi petani ini, dia tidak lagi mengharapkan bantuan pemerintah, tetapi sudah bisa mandiri," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya