Kadin: Industri Kreatif Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi

Fashion show Alleira [Ilustrasi]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lynda Hasibuan

VIVA.co.id –  Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, industri kreatif  dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional. Selain berkontribusi positif bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan arus masuk devisa negara, industri kreatif juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan jati diri bangsa.

Saksi: La Nyalla Bayar Pembelian Saham dari Rekening Kadin

Menurutnya, saat ini terdapat 16 subsektor industri yang akan terus dikembangkan, yaitu seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio, aplikasi game,  arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, periklanan, musik, penerbitan, fotografi, desain produk, fashion, film animasi dan video, kriya, dan kuliner.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Pengembangan budaya kita dapat menjadi salah satu sumber pemasukan negara. Sebab, industri  kreatif berbasis inovasi dan kreativitas,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada VIVA.co.id, Selasa, 17 Mei 2016.

Sri Mulyani Sambut 20 Anggota Kadin yang Ikut Tax Amnesty

Rosan mengatakan, tahun lalu, kontribusi industri kreatif bagi Produk Domestik Bruto (PDB) berkisar 7,05 persen atau senilai Rp 642 triliun. Disebutkan, kontribusi berasal dari usaha kuliner yaitu sekitar 32,4 persen disusul  mode 27,9 persen dan kerajinan 14,88 persen.

Selain itu, industri kreatif menempati posisi keempat dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai 11,8 juta orang.

Kadin Targetkan Ekspor RI Meningkat 500 Persen pada 2025

“Industri kreatif telah menjadi magnet baru di banyak negara karena memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi. Saat ini, kita menyaksikan kemajuan begitu pesat di bidang teknologi informasi, periklanan, dan arsitektur,” katanya.

Rosan mengatakan, di bidang teknologi informasi (TI), Presiden Jokowi juga telah mencanangkan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai US$130 miliar dan menghasilkan 1.000 teknopreneur,  pada tahun 2020 mendatang. Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan adat istiadat, batik,  tenun, serta kearifan lokal lainnya. 

“Kadin sebagai mitra pemerintah di bidang perdagangan dan industri akan terus mendorong pengembangan kapasitas,bantuan teknis, teknologi, manajemen entrepreneurship, dan produksi,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya