Ini Alasan GE Tak Ingin Jadi Operator Minyak dan Gas

Sumur minyak mentah.
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Cullen

VIVA.co.id – GE Oil and Gas mengklaim telah memiliki teknologi digital untuk meningkatkan kinerja industri minyak dan gas di Indonesia, yang saat ini tengah mengalami penurunan. 

Kurs Dolar AS Bebani Anjloknya Harga Minyak

Meski begitu, GE tidak serta merta ikut terjun sebagai operator dalam dunia perminyakan dan gas Indonesia.

Terkait hal ini, Asia Pacific General Manajer GE Oil and Gas, Visal Leng menjelaskan, sejak lama GE mengetahui kekuatan dan warisan dari pendahulunya lebih pada penemuan, teknologi, dan ilmu pengetahuan.

Jumlah Pengeboran Bertambah, Harga Minyak Turun

"Industri digital adalah sesuatu yang besar. Kami ingin fokus. Jadi, menjadi operator bukan aspirasi kami," kata Visal, dalam konferensi pers di Sentral Senayan II, Jakarta, Selasa 24 Mei 2016.

Sementara itu, President Director GE Pil and Gas, Iwan Chandra menjelaskan, GE tetap akan menjadi perusahaan di bidang teknologi yang mendukung bidang lainnya.

Bursa Asia Dibuka Positif

"Tidak menjadi pemainm atau pun operator," kata Iwan, pada kesempatan yang sama.

Sebelumnya, di tengah kurun waktu 20 tahun terakhir, harga minyak dan migas berada pada titik terendah. Pada momen ini, GE lebih memilih untuk meningkatkan produktivitas sumur-sumur yang sudah ada, ketimbang menyarankan membuka sumur baru.

Dia menjelaskan, peningkatan produktivitas sumur minyak dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital berupa pompa elektrik dengan daya analisis canggih. 

"Sehingga, pompa tersebut baru menunggu minyak di sumur hingga penuh dan baru diangkat setelah penuh," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya