Menteri ESDM: Perusahaan Tak Perlu Panik Harga Minyak Anjlok

Seorang petugas berjaga di lapangan minyak Blok Cepu di Desa Gayam, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jatim
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo

VIVA.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said menekankan kepada perusahaan-perusahaan minyak dan gas (migas) agar tidak panik dengan kondisi harga minyak yang belakangan ini cenderung menurun.

Kurs Dolar AS Bebani Anjloknya Harga Minyak

Menurutnya, perusahaan migas perlu punya persiapan ketika harga minyak sedang naik. Ini dipercaya akan membuat perusahaan dapat bertahan saat adanya guncangan dari anjloknya harga minyak.

"Saya ingin menekankan, ini bukan bisnis semata-mata. Tidak perlu panik dan tidak perlu menangis karena kita pernah mengalami hal yang lebih sulit dari ini. Kemarin-kemarin kita masuk ke dalam zona nyaman sehingga kita ditekan sedikit akan langsung merasa goyang," kata Sudirman dalam diskusi dalam acara Indonesia Petroleum Association (IPA) 2016 di JCC, Senayan, Kamis 26 Mei 2016.

Jumlah Pengeboran Bertambah, Harga Minyak Turun

Menurutnya, perusahaan migas perlu fokus untuk mengerjakan kegiatan eksplorasi tanpa harus terbebani dengan kondisi harga minyak. Meski ketika harga minyak anjlok, diakuinya, margin atau keuntungan yang diperoleh perusahaan pun berkurang.

"Hilangnya margin yang sangat besar memang membuat kita tertekan. Tapi perlu dilihat variabel mana yang bisa dikontrol dan mana yang tidak bisa dikontrol. Pada harinya kita fokus masing-masing pada apa yang bisa kita lakukan," kata Sudirman.

Bursa Asia Dibuka Positif

Sudirman menjelaskan, investasi migas di Indonesia memang cenderung turun dari tahun ke tahun. Diuraikannya, investasi di migas pada 2014 sebesar US$22 miliar, menurun menjadi US$18 miliar dolar AS pada 2015.

Meski begitu, dia juga mengatakan bahwa banyak investor menilai Indonesia adalah negara yang paling siap untuk investasi dari sisi sosial politik. Banyak negara melihat Indonesia telah mengalami transisi demokrasi.

"Saya juga diundang dalam salah satu forum bisnis di Singapura. Mereka menilai Indonesia adalah negara yang paling siap dari sisi sosial politik karena kita sudah menerima dan mengalami banyak hal transisi. Negara kita sudah berhasil mengalami transisi dengan smooth (mulus)," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya