Pertamina Resmi Gandeng Perusahaan Rusia Garap Kilang Tuban

Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arie Dwi Budiawati

VIVA.co.id – PT Pertamina (Persero) dan Perusahaan minyak dan gas bumi asal Rusia, Open Joint-Stock Company (OJSC) Rosneft, menandatangani framework agreement mengenai pengembangan bisnis kedua perusahaan .

Dalam Tiga Bulan, Serapan Produk UMKM di Pertamina Capai Rp3,5 Miliar

Dalam Penandatanganan itu salah satu perjanjian yang disepakati adalah proyek Grass Root Refinery Tuban dan peluang kerjasama di bisnis hulu.

Penandatanganan perjanjian ini dilakukan di kantor Pusat Pertamina Jakarta, Kamis malam 26 Mei 2016. Penandatanganan dilakukan antara Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi dan Vice President for Refining Petrochemicals, Commerce and Logistics of OJSC Rosneft Oil Company, Didier Casimiro. 

X-Trail Baru Dijual Rp370 Jutaan, dan Perusahaan Amerika Mau Investasi

Penandatangan ini turut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto. 

"Pada malam hari ini kita menyaksikan penandatanganan kerjasama yang sangat penting antara PT Pertamina dan OJSC Rosneft Oil Company. Perjanjian tersebut menjadi sangat penting, bukan hanya nilai investasi yang besar, tetapi untuk pertama kalinya ada investasi yang mengkombinasikan kilang dengan petrokimia," kata Menko Perekonomian, Darmin Nasution dalam sambutannya. 

Ahok: Kalau Saya Dirut Pertamina, Kadrun Demo Mau Bikin Gaduh

Sementara itu Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi mengatakan, pihaknya telah melakukan proses seleksi yang ketat dan mendetail dalam memilih partner kerja sama yang dianggap paling sesuai untuk menjalankan proyek ini.

"Kami sangat mengharapkan kerjasama yang baik dengan OJSC Rosneft Oil Company sebagai mitra pada proyek GRR Tuban,” jelas Rachmad Hardadi.

Dijelaskan, OJSC Rosneft Oil Company menawarkan data – data eksklusif yang dapat mempercepat perkembangan proyek GRR Tuban serta hak eksklusif untuk bekerja sama di sektor hulu di Rusia. Perusahaan itu juga menunjukkan komitmennya memasok minyak mentah untuk proses pengolahan dengan harga paling kompetitif.

Menurut Rachmad, Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara memiliki kapasitas pengolahan minyak dan gas yang belum dapat memenuhi kebutuhan, sehingga harus mengimpor hampir setengah dari total kebutuhan, terutama untuk gasoline

"Melihat hal ini, Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas pengolahan untuk memenuhi kebutuhan dan GRR Tuban akan menjadi proyek penting dalam mencapai ketahanan energi nasional," kata dia. 

Di sisi lain, kata dia, kapasitas produksi hulu minyak di Indonesia saat ini masih belum sebanding dengan permintaan.

"Untuk mencapai tujuan ini tentu diperlukan peningkatan kapasitas produksi hulu baik di dalam negeri maupun di luar negeri," katanya. 

Terkait belanja modal, proyek GRR Tuban akan disesuaikan dengan hasil dari studi kelayakan, Basic Engineering Design (BED), dan Front-End Engineering Design (FEED). Nilai investasi proyek ini akan diputuskan setelah hasil analisa tuntas.

"Proses konstruksi proyek GRR Tuban ditargetkan dapat selesai pada 2021. Saat ini, kedua perusahaan tengah berdiskusi secara intens mengenai aset hulu OJSC Rosneft Oil Company yang akan dikerjasamakan dengan Pertamina," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya