3 Katalis Domestik Ini Siap Picu Tren IHSG Naik

Suasana di Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id – Ekonom Mandiri Sekuritas, Leo Putra Rinaldy, mengatakan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada tahun ini diperkirakan berbalik menuju tren penguatan, jika tiga sentimen utama dari dalam negeri mampu terealisasi dan sesuai dengan harapan market.

Cenderung Fluktuatif, IHSG Berpotensi Menguji Level 5.000

Menurutnya, sikap wait and see yang diambil oleh pelaku pasar modal yang membatasi pola penguatan indeks, dipengaruhi oleh tiga katalis domestik yang belum memiliki kepastian.

"Ketiga unsur ini masih menjadi perhatian utama dari market yang selama tahun ini bergerak dalam tren melemah. Kalau tiga aspek ini sudah dilakukan dan direalisasikan, maka pasar akan kembali bullish," ujarnya, Minggu, 29 Mei 2016.

Sepekan Perdagangan, Kapitalisasi Pasar Bursa dan IHSG Naik

Leo menyebutkan, dari domestik, aspek pertama yang menjadi perhatian para pelaku pasar, di mana revisi UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, yang diperkirakan memangkas sejumlah target belanja, asumsi makroekonomi, maupun penerimaan perpajakan.

"Selain revisi anggaran, ada juga sentimen yang terkait dengan penetapan kebijakan tax amnesty (pengampunan pajak). Market akan melihat revisi APBN seperti apa. Apakah target revenue diturunkan ke target yang realistis," tuturnya.

Disokong Sektor Tambang, IHSG Diprediksi Lanjutkan Penguatan

Kemudian, Leo menuturkan, aspek kedua yang menjadi perhatian para pelaku pasar terkait dengan langkah pemerintah dan DPR untuk mengundankan RUU Pengampunan Pajak. 

"Tax amnesty akan menyelamatkan pendapatan negara dan mengurangi beban pemerintah," ujarnya.

Leo memperkirakan, saat ini pihaknya memandang bahwa peluang untuk mengimplementasikan kebijakan pengampunan pajak sudah mulai terbuka. 

"Pada Juni-Agustus 2016 merupakan periode paling critical buat market. Kalau Juni tax amnesty diloloskan, maka revenue bisa teramankan," kata Leo.

Dia mengungkapkan, katalis yang akan mendorong penguatan IHSG akan dipengaruhi wacana penetapan status layak investasi (investment grade) dari Standard & Poor's kepada Indonesia. 

"Faktor S&P yang akan memberikan raitng, seharusnya memberikan dampak positif terhadap market," katanya.

Selain ketiga faktor domestik tersebut, jelas Leo, faktor eksternal yang akan mempengaruhi pasar ada pada perubahan struktur kebijakan ekonomi China dan Amerika Serikat, terutama wacana Federal Reseve untuk menaikkan tingkat suku bunga yang akan mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya