Tutup Defisit Anggaran, Pemerintah Utang Rp40,2 Triliun

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id – Target defisit anggaran terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang sudah ditetapkan dalam pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar 2,15 persen dipastikan akan meningkat pada APBN-Perubahan menjadi 2,48 persen.

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Naik Rp 108,4 Triliun di Januari 2024

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, semakin meningkatnya defisit anggaran ini memang selaras dengan langkah pemerintah untuk menurunkan target penerimaan negara secara keseluruhan. Dari yang sebelumnya Rp1.822,5 triliun, menjadi Rp1.734,5 triliun di APBN-Perubahan.

“Maka, ada tambahan defisit dari 2,15 persen menjadi 2,48 persen,” kata Bambang dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis 2 Juni 2016.

Naik Lagi! Utang Pemerintah Capai Rp 8.144,69 Triliun di Akhir 2023

Secara bersamaan, belanja negara pun ikut diturunkan dari yang sebelumnya Rp2.095,7 triliun, menjadi Rp2.047,8 triliun dalam APBN-Perubahan. Artinya, pemerintah menurunkan setidaknya Rp47,9 triliun untuk porsi belanja negara secara keseluruhan.

Demi menambal defisit tersebut, mantan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal itu mengatakan bahwa pemerintah akan menambah utang sebesar Rp40,2 triliun dari yang sebelumnya Rp273,2 triliun. Selain itu, pemerintah pun akan menggunakan instrumen lainnya.

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.041,01 Triliun Masih Aman?, Begini Penjelasan Kemenkeu

“Dalam menutup defisit, kami akan memanfaatkan sebagian SAL (Saldo Anggaran Lebih) ditambah dengan SBN (Surat Berharga Negara),” katanya.

Ilustrasi utang.

Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp 72 Triliun hingga 15 Maret 2024

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah melakukan pembiayaan atau penarikan utang pemerintah sebesar Rp 72 triliun hingga 15 Maret 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2024