JK Klaim Bisa Turunkan Harga Daging Jadi Rp60 Ribu/Kg

Wakil Presiden, Jusuf Kalla.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah bisa saja langsung menurunkan harga daging, bahkan mencapai Rp60 ribu per kilogram, seperti di negara-negara lain. Namun, itu tidak bisa dilakukan, karena akan merugikan peternak di Indonesia.

Usai Minyak Goreng dan Kedelai, Kini Harga Daging Sapi Merangkak Naik

"Kalau mau harga betul-betul untuk konsumen, Rp60 ribu bisa, karena harga daging India itu kira-kira Rp50 ribu per kilo, ditambah ongkos dan sebagainya Rp60 ribu atau Rp70 ribu bisa," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat 3 Juni 2016.

Kalla menyatakan impor daging sebanyak-banyaknya adalah satu-satunya cara menekan harga daging hingga semurah itu. Namun, langkah itu tidak dilakukan karena untuk menjaga harga di level peternak.

Jelang Lebaran, Harga Daging Sapi Tembus Rp140 Ribu per Kg

Harga juga dijaga tidak terlalu tinggi, kata Kalla, karena bisa merusak peternak. Sebab, dengan harga yang tinggi maka para peternak akan melakukan apa pun untuk mendapatkan daging yang banyak untuk dijual.

"Ada bahayanya juga kalau terlalu tinggi daging dari sisi peternak. Kalau naik, apa yang terjadi? Yang betina juga dipotong. Itu paling berbahaya kalau betina dipotong, lama-lama mengimpor terlalu banyak. Nah itu kita mau cegah agar jangan induknya dipotong," jelas Kalla.

Begini Cara Moeldoko Cari Solusi Turunkan Harga Daging Sapi

Bahkan, bisa jadi nanti sapi yang dikhususkan untuk susu, juga akan dipotong. Karena, harga yang tinggi dan lebih menguntungkan peternak.

"Jadi menyenangkan petani itu juga ada batasnya, yaitu sampai dimana dia hanya memotong yang jantan. Jangan berlebihan," katanya.

Disinggung adanya usulan agar ada harga eceran tertinggi, Kalla mengatakan itu tidak bisa diterapkan di Indonesia. "Kita bukan negara yang bisa mengontrol harga," katanya.

Negara, lanjutnya, hanya bisa mengontrol harga dengan suplai saja. Karena memang tidak ada aturan lagi dimana negara bisa mengontrol harga.

Diutarakannya, Malaysia bisa menekan harga daging hingga Rp55 ribu, karena di sana bebas dan ada subsidi. Namun bila subsidi daging diterapkan di Indonesia akan sangat membebani pemerintah.

"Tapi mensubsidi ke 30 juta orang kan tidak terlalu susah dibanding 250 juta orang," katanya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan jajaran kementerian terkait agar menjungkirbalikkan harga-harga pada bulan Ramadan dari yang biasanya selalu naik saat Ramadan, menjadi turun.

Bahkan Presiden meminta harga daging bisa turun menjadi Rp80 ribu. Sementara kini harganya sudah menembus Rp120-130 ribu per kilogram.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya