Tak Ada BBM Pertamina, Solar di Daerah Ini Rp60 Ribu/Liter

Teknisi sedang memeriksa pesawat.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – PT Pertamina telah melakukan uji coba pengiriman bahan bakar minyak (BBM) ke daerah perbatasan yang selama ini belum pernah disentuh jalur distribusi perseroan. Pendistribusian ini dilakukan menggunakan pesawat terbang khusus dari Kota Tarakan, Kalimantan Utara, ke Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Dalam Tiga Bulan, Serapan Produk UMKM di Pertamina Capai Rp3,5 Miliar

VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengungkapkan, pengiriman ini pertama kali dilakukan sejak Indonesia merdeka. Selama ini, daerah tersebut masih menggunakan BBM ilegal yang masuk baik melalui Malaysia, atau pun dari daerah lainnya. 

Akibatnya, harga BBM, khususnya untuk jenis solar pada daerah ini mencapai Rp60 ribu per liter.

X-Trail Baru Dijual Rp370 Jutaan, dan Perusahaan Amerika Mau Investasi

"Memang Tarakan-Krayan ini baru uji coba dengan pesawat udara 4.000 liter Air Tracktor. Tetapi, karena kita cek dari sisi safety, beberapa landasan di Krayan masih berupa rumput. Jjadi, kita baru bisa mengangkut 2.000 liter," kata Wianda di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis 9 Juni 2016. 

Menurut Wianda, selama ini pengiriman pasokan BBM selalu menggunakan pesawat Susi Air ke beberapa wilayah di Indonesia, bersamaan dengan pengiriman bahan kebutuhan pokok. 

Ahok: Kalau Saya Dirut Pertamina, Kadrun Demo Mau Bikin Gaduh

Namun, saat ini Pertamina telah menyewa pesawat khusus untuk mengangkut BBM. Pesawat ini pun memiliki kapasitas angkut hingga 4000 liter untuk sekali terbang.

"Ini masih uji coba, kalau bagus kamu replikasi ke Indonesia Timur. Biar lebih terjamin agar tidak harus numpang pesawat yang bawa sembako. Jadi, pesawat yang dedicated untuk BBM membuat pasokan lebih terjamin, harga bisa lebih terjangkau," kata dia. 

Lebih lanjut, dia berharap, kualitas pesawat yang dimiliki akan terus ditingkatkan, agar distribusi dapat berjalan dengan baik. 

"Kita sudah take off kemarin, dari Tarakan 11.41 tiba di Krayan 12.55.  Pesawat yang dipakai harus bisa angkut BBM dengan baik. Mudah-mudahan di Indonesia Timur mulai tahun ini juga bisa," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya