- VIVA.co.id/Fajar Ginanjar Mukti
VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan pada Mei 2016 tercatat surplus sebesar US$375,6 juta, atau setara Rp5,02 triliun.
Surplus ini berdasarkan selisih dari nilai ekspor Indonesia sebesar US$11,51 miliar dengan impor Indonesia sebesar US$11,14 miliar.
Kepala BPS, Suryamin, mengatakan bahwa surplus neraca perdagangan kali ini diakui menurun dari surplus neraca perdagangan pada April 2016 sebesar US$667 juta. Dia menjelaskan, surplus kali ini ditopang oleh kenaikan ekspor di sektor migas sebesar 7,42 persen, meskipun ekspor dari sisi nonmigas terjadi penurunan sebesar 0,29 persen.
"Ekspor yang 7,42 persen ini kontribusinya adalah dari industri pengolahan hasil minyak. Lalu, meskipun nonmigas ekspor menurun secara month to month, tetapi masih terjadi surplus nonmigas US$1,08 miliar," kata Suryamin, di kantor BPS Pusat, Rabu, 15 Juni 2016.
Sementara itu, Suryamin menjelaskan, secara kumulatif dari Januari hingga Mei 2016 neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$2,7 miliar. Yakni dari selisih ekspor US$56,59 miliar dan impor sebesar US$53,89 miliar.
"Untuk neraca perdagangan di Asia, dengan negara lainnya kita masih cukup tinggi surplus, secara kumulatif juga masih surplus, tapi dengan Thailand kita memang kali ini sedikit di bawah," kata dia.