Industri Fesyen Inggris Terimbas Brexit

Pameran busana Burberry di London Fashion Week
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Keputusan telah dibuat, Inggris akhirnya tidak lagi menjadi bagian dari Uni Eropa. Keputusan tersebut juga akan memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi negara Ratu Elizabeth tersebut.

Tak lama setelah keputusan itu, nilai mata uang poundsterling turun tajam. Penurunan yang terjadi merupakan yang terburuk dalam tiga dekade terakhir.

Hal itu memberi imbas ke industri fesyen Inggris. Sebab, industri fesyen berperan besar dalam roda perekonomian Inggris, atau menyumbang sekitar 26 juta poundsterling pada tahun 2014 lalu. Bisa dibilang, fesyen memberi pengaruh besar terhadap kesejahteraan negeri ini.

Balap Liar Maut di Bekasi, Pemotor Cewek Tewas Tertabrak

Dilansir dari laman The National Student, perusahaan Made In The UK atau memproduksi barang di dalam negeri dan mengekspornya dapat meraih keuntungan dari devaluasi tersebut. Itu karena biaya produksi mereka menggunakan poundsterling dan pendapatan dalam bentuk US$ atau euro.

Namun produk dari perusahaan pakaian di Inggris mahal. Artinya, Anda perlu membayar lebih untuk pakaian yang dijual di Inggris. Harga pakaian di Inggris melambung, karena diproduksi di negara Uni Eropa, khususnya Italia.

Fenomenal, 8 Fakta Menarik Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

Sementara pakaian yang diproduksi dari China atau Vietnam lebih murah. Namun jika menggunakan poundsterling ketimbang US$ akan membuat harga yang tadinya murah menjadi lebih mahal.

Selain itu, inflasi yang terjadi di Inggris membuat biaya produksi menjadi lebih tinggi. Hal ini membuat perusahaan melemparkan harga yang tinggi kepada konsumen. Akibatnya, harga pakaian menjadi semakin mahal.

Merek dagang nasional Inggris akan menaikkan harga produk mereka untuk menutupi biaya produksi yang melambung. Apapun yang ada di Inggris akan mengalami kenaikan harga dan Anda harus menghitung ulang anggaran jika ingin berbelanja ke Inggris.

Sementara itu, banyak dari desainer fesyen  terkenal di Inggris merupakan imigran yang datang dari negara-negara Uni Eropa. Mereka menempuh pendidikan fesyen dan sukses di sana, salah satunya Mary Katranzou.

Katranzou berasal dari Yunani dan merupakan desainer wanita yang sukses di Inggris dan dunia. Masa depan industri fesyen berada di tangan mereka yang sedang menekuninya. Uni Eropa memberikan beasiswa dalam bidang fesyen di Inggris dan melakukan investasi dalam penelitian dan inovasi, namun mungkin keadaan akan berubah dengan adanya Brexit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya