Hati-Hati Penguatan Rupiah Mulai Terbatas

Ilustrasi uang rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih melanjutkan kenaikan. Namun penguatannya terlihat mulai terbatas pasca rupiah yang mampu menguat signifikan di pekan ini.

Rusia-Ukraina Tak Temui Kesepakatan, Rupiah Melemah Lagi Hari Ini

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada berharap, apabila pelaku pasar melakukan aksi ambil untung (profit taking) hanya bersifat jangka pendek karena masih positifnya sentimen dari domestik mampu menekan aksi beli lanjutan pada pergerakan rupiah.

"Disahkannya RUU (Rancangan undang-undang) Tax Amnesty, masih menjadi angin segar tersendiri bagi mata uang Rupiah yang melanjutkan kenaikannya," kata dia di Jakarta, Kamis, 30 Juni 2016.

Ukraina Tak Lagi Ngotot Masuk NATO, Rupiah Hari Ini Menguat

Bahkan, kata Reza, tak hanya rupiah, angin segar pun turut berembus pada ekuitas dan laju obligasi. Kini pelaku pasar tinggal menunggu realisasi terhadap UU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty)  sehingga diharapkan adanya pengampunan pajak, sehingga mampu menjadi stimulus untuk perekonomian Indonesia dan penguatan rupiah dalam jangka panjang. 

"Imbas positif juga diberikan oleh sejumlah mata uang lainnya diantaranya AUD, NZD, JPY, dan CNY. Bahkan GBP dan EUR yang sebelumnya tertekan dalam, terlihat mulai ada penguatan terhadap US$," tuturnya.

Rusia Umumkan Hari Tenang, Rupiah Kembali Menguat

Rupiah hari ini diperkirakan akan bergerak dikisaran Rp13.220, hingga Rp13.150 per dolar AS. "Tetap cermati sentimen yang ada," ujarnya.

Rupiah melemah terhadap dolar AS.

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Melemah Rp14.309 per Dolar AS

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra memperkirakan, nilai tukar rupiah hari ini masih akan tertekan terhadap dolar AS.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2022