VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan sepanjang Juni 2016 tercatat kembali mengalami surplus sebesar US$900,2 juta. Sebelumnya pada Mei lalu, neraca perdagangan juga mengalami surplus sebesar US$375,6 juta.
Kepala BPS, Suryamin menjelaskan, surplus ini berdasarkan dari total nilai ekspor pada Juni 2016 yang tercatat sebesar US$12,92 miliar, dengan total nilai impor hanya sebesar US$12,02 miliar.
"Sehingga, neraca perdagangan bulan Juni mencetak surplus sebesar US$900,2 juta," ujar Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jum'at 15 Juli 2016.
Suryamin menjelaskan, salah satu penyumbang ekspor terbesar ditopang dari kelompok lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$7,92 miliar, dan bahan bakar mineral sebesar US6,47 miliar. Kedua komponen ini mengalami kenaikan secara month to month.
"Namun secara year on year, masih mengalami penurunan," kata dia.
Sementara dari sisi impor, penyumbang terbesar berasal dari komponen mesin dan peralatan mekanik sebesar US$10,32 miliar, dan mesin dan peralatan listrik sebesar US$7,36 miliar. Total impor Juni sendiri tercatat sebesar US$12,02 miliar atau naik 7,86 persen.
"Impor migas naik 1,02 persen dari US$1,67 miliar menjadi US$1,69 miliar. Sedangkan impor non migas naik 9,07 persen, dari US$9,47 miliar menjadi US$10,33 miliar," katanya.