Angkutan Laut Makin Ditinggalkan

VIVAnews - Masyarakat tanah air tampaknya mulai meninggalkan moda transportasi laut. Buktinya sepanjang semester I-2009, jumlah penumpang turun 4,29 persen menjadi 2,7 juta orang. Sedangkan angkutan barang turun 35,57 persen menjadi 53,6 juta ton.

"Dari pengamatan BPS, tren angkutan melalui laut terus mengalami penurunan," kata Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Hariawan dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Senin, 3 Agustus 2009.

Menurut Rusman, penurunan jumlah penumpang angkutan laut disebabkan maraknya informasi yang menyatakan tingginya gelombang laut. Selain itu, penurunan harga angkutan udara juga turut mendorong berkurangnya penumpang.

Berbeda dengan angkutan laut, BPS mencatat jumlh penumpang kereta api sepanjang enam bulan pertama 2009 mencapai 101,7 juta orang atau naik 7,56 persen dibandingkan semester I-2008. Sementara jumlah angkutan barang naik 3,21 persen menjadi 9,2 juta ton.

Untuk angkutan udara, jumlah penumpang domestik sepanjang semester I-2009 mencapai 16,5 juta orang atau tumbuh 3,27 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, 15,98 juta orang. Sedangkan penumpang internasional tumbuh 5,29 persen menjadi 3,56 juta orang.

Rusman mengatakan, masyarakat masih percaya model angkutan kereta api masih merupakan sarana angkutan paling aman dibandingkan dengan dua model angkutan lain. "Namun kalangan businessman masih tetap memprioritaskan model angkutan udara," katanya.

Dia menambahkan, model low cost carrier yang sekarang banyak diterapkan maskapai penerbangan juga ikut mendongkrak jumlah penumpang yang menggunakan sarana ini. "BPS mencatat, setiap pesawat jatuh memang banyak terjadi pembatalan tiket penerbangan, tapi gejala itu hanya berlangsung sepekan. Jadi ada pengaruh kepercayaan juga pada masyarakat kita," kata Rusman. hadi.suprapto@vivanews.com

Religion Ministry Sets the 2024 Eid al-Fitr on April 10
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah.

Gubernur Laporkan Informasi Semua Kejadian Bencana di Sumbar kepada Presiden

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi melaporkan semua kejadian bencana di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi itu kepada Presiden Joko Widodo melalui surat resmi.

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024