Menkeu: Harapan Ekonomi Membaik Tahun ini Sulit Terwujud

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan pertumbuhan ekonomi global belum kondusif. Ini terkait dengan laporan perekonomian dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia, yang memangkas proyeksi pertumbuhan global.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

"Artinya tidak ada prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Bambang di ruang Badan Anggaran DPR RI Jakarta pada Rabu malam, 20 Juli 2016.

Kerja sama perniagaan Indonesia dengan sejumlah negara pun belum terlihat mampu memicu gairah pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Hal itu karena sejumlah negara tujuan ekspor kita sedang menghadapi persoalan internal yang cukup pelik. 

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

"Harapan ekonomi global pada Tiongkok pun tenyata agak sulit terwujud karena Tiongkok sendiri sedang alami moderasi dalam pertumbuhan ekonominya," ungkapnya.

Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok biasanya mencapai sekitar 10 persen. Sedangkan sekarang, hanya sekitar 6-7 persen.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Di belahan dunia lain, Amerika ada permasalahan yaitu ketidakpastian mengenai kebijakan moneter. "Apakah Amerika akan mulai ketatkan ekonominya dengan naikkan tingkat bunga atau apakah masih menunggu potensi perbaikan ekonomi Amerika," ujarnya.

Lalu, Uni Eropa dengan persoalan Inggris yang keluar dari Uni Eropa (Brexit). "Di sisi Eropa, selain kelesuan yang masih berkepanjangan, keluarnya Inggris atau Brexit ciptakan tambahan pola pasar keuangan global," ucapnya.

Sehingga, menurutnya secara umum kondisi ekonomi global belum terlalu menjanjikan.

"Harga komoditas global secara umum juga masih rendah. Meskipun ada sedikit perbaikan dan itu terjadi pada semua komoditas, apakah migas hasil tambang sampai hasil perkebunan karet, sawit," lanjut dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya