BI: Akhir 2016, Pertumbuhan Kredit Sulit Capai 14 Persen

Petugas membersihkan lantai di dekat pintu masuk Bank Indonesia, Jakarta
Sumber :
  • REUTERS/Garry Lotulung

VIVA.co.id – Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan, dia sependapat dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bahwa pertumbuhan kredit sepanjang 2016 diperkirakan tidak sampai di kisaran 12 sampai 14 persen, tapi masih bisa double digit.

Tembus Rp 39,1 Triliun, Laba Bersih Bank Mandiri Kuartal III-2023 Melesat 27,4%

"Jadi kalau dilihat sekarang sampai dengan Mei pertumbuhan kredit itu masih di bawah 10 persen, tetapi sampai akhir tahun 2016 itu kok kita melihat bisa antara 10 sampai 12 persen," kata Agus usai mengikuti rapat Badan Anggaran DPR di Jakarta pada Rabu malam, 20 Juli 2016.

Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) menunjukkan kondisi di atas dua persen. Pencapaian tersebut diyakini karena di Semester II akan cukup dibantu dengan investasi pengeluaran pemerintah dan tentu konsumsi rumah tangga negara.

BI Klaim Fundamental Ekonomi Nasional Terjaga Meski Situasi Global Tak Menentu

"Jadi kita harapkan akan ada pertumbuhan kredit yang lebih baik dibandingkan Semester I," ujarnya menambahkan.

Dia juga melihat belum ada indikasi penurunan Non Performing Loan Gross (NPL gross) atau rasio kredit bermasalah yang saat ini mencapai 2,9 persen. Di sisi lain, NPL net atau total kredit bersih belum mencapai lima persen.

Pertumbuhan Kredit Perbankan Turun, Gubernur BI: Ada yang Harus Kami Cek

"Tetapi, dari laporan-laporan yang disampaikan tentang restrukturisasi yang dilakukan kita harapkan ini dapat terus terkelola," ucapnya.

Menurutnya perbankan sedang mempersiapkan cadangan penghapusan NPL gross yang agak tinggi secara memadai.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya