Harga Minyak Turun, Rupiah Turut Tertekan

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perdagangan transaksi nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan melanjutkan kelemahan usai kemarin ditutup terkoreksi 47 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp13.142.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, menyarankan agar mewaspadai adanya pelemahan lanjutan terhadap rupiah seiring komoditas yang cenderung melemah, serta belum adanya katalis yang mampu menopang laju rupiah.

"Rupiah masih bergerak melemah terbatas pada perdagangan kemarin. Meski indeks dolar tertekan, namun penurunan harga minyak dunia yang menyentuh area US$43 per barel membuat rupiah sempat berada di area Rp13.150 per dolar AS," kata Reza dalam risetnya, Selasa, 26 Juli 2016.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Menurut Reza, indeks dolar yang melemah 0,1 persen di level 97,3 membuat sejumlah mata uang dunia seperti euro, poundsterling, australia dolar, mampu bergerak menguat pada perdagangan kemarin. Mulai terkoreksinya indeks dolar AS dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan aksi jual terhadap dolar.

"Meski indeks dolar tertekan namun, gagal membuat rupiah untuk bergerak berbalik arah setelah turun tipis pada hari Senin seiring minimnya sentimen," lanjut dia.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Reza meramalkan, rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.155 hingga Rp13.114 per dolar AS.

(ren)
 

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024