Percepat Proyek Kereta Jakarta-Bandung, 3 Badan Ini MoU

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA.co.id – Proyek kereta api cepat dengan rute Jakarta - Bandung sudah mengantongi nota kesepahaman, atau Memorandum of Understanding (MoU) dari tiga badan, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), dan Indonesia Railway Manufacturer Association (IRMA).

Proyek KA Cepat Whoosh Bengkak Rp 18 Triliun, Pemerintah Masih Nego Bunga Utang

"Nota kesepahaman ini merupakan langkah yang sangat penting, guna mendukung percepatan pelaksanaan proyek Kereta Api Cepat," kata Kepala BPPT Unggul Priyanto, Selasa 26 Juli 2016. 

Ia mengatakan, mendukung proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, demi mendorong kemajuan pembangunan sistem transportasi kereta api yang tangguh di Indonesia.

Ini Alasan Indonesia Pilih China dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Dalam proyek ini, BPPT memiliki peran sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang bergerak di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Lalu, PT KCIC sebagai suatu perseroan terbatas yang memegang izin pembangunan dan pengoperasian kereta cepat di Indonesia dengan trase Jakarta - Bandung.

Sedangkan IRMA, sebagai asosiasi yang terdiri dari perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur perkeretaapian.

Mengenal 'Tukang Las Asing' Kereta Cepat yang Sempat Bikin Heboh

Ketiga pihak tersebut, dikatakan memiliki maksud dan tujuan bersama untuk mendukung program pembangunan infrastruktur industri kereta cepat dan memperkuat struktur industri nasional.

"Bentuk kerja sama kami meliputi penelitian dan pengembangan teknologi, pendidikan dan pelatihan, pemanfaatan dan penerapan hasil-hasil kerekayasaan yang telah ada, pemanfaatan sarana dan prasarana, dan bantuan teknis sesuai peraturan yang berlaku," kata Unggul.

Kemudian, ruang lingkup kerja sama untuk mendukung infrastruktur dan industri kereta cepat dalam bidang teknologi ini, antara lain track construction, signal and communication, rolling stock, railway traction power supply, comprehensive maintenance, dispatching, safety and emergency response, passenger service, surveying technology, dan disaster prevention technology.

"Diharapkan, dengan adanya kerja sama ini dapat mempercepat proses alih teknologi pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 km, sehingga moda transportasi ini segera terwujud," ujarnya.

Proyek ini pun mendapatkan pembinaan dan dukungan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Perindustrian, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, serta Kementerian Perhubungan. "Bentuk dukungan nyata dari kementerian adalah regulasi dan berbagai sumber daya yang terkait," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya