Ekonom UMY: Sri Mulyani Cenderung Liberal

Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G Asmara

VIVA.co.id - Reshuffle Kabinet Kerja jilid II mendapat respon positif dari berbagai kalangan, termasuk pelaku ekonomi. Sebanyak 13 menteri dilantik, baik menduduki jabatan baru maupun hanya berpindah jabatan dalam kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Pakar ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Nano Prawoto menilai, reshuffle kabinet yang dilakukan hari ini sangat tepat untuk pembaruan.

"Reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi kali ini sudah tepat. Mengingat kondisi Indonesia saat ini yang sangat membutuhkan inovasi baru demi kemajuan bangsa," kata Nano di Yogyakarta, Rabu 27 Juli 2016. 

Nano menyebutkan, waktu penggantian kabinet kali ini sangat tepat mengingat Indonesia tengah mengalami masa-masa stagnan dalam bidang ekonomi.

"Karena para menteri itu merupakan penggerak kementerian, apalagi saat ini Indonesia tengah mengalami masa-masa yang stagnan dalam bidang ekonomi. Jadi saya kira ini waktu yang tepat untuk melakukan reshuffle," ujarnya.

Dekan Fakultas Ekonomi UMY ini juga menjelaskan bahwa kondisi perekonomian Indonesia selain mengalami stagnasi juga cenderung mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi jalannya roda perekonomian di bangsa ini.

"Faktor internal antara lain seperti ekspor produk ke luar negeri. Pemerintah kita belum signifikan untuk menggerakkan ekonomi secara nyata. Sedangkan faktor eksternal, contohnya seperti fenomena Brexit yang juga mempengaruhi ekonomi kita," katanya.

Sri Mulyani Hibahkan Karpet-Sajadah Impor Ilegal Senilai Rp 1,8 Miliar ke Pemkab Bekasi

Ia pun menekankan agar ekspor Indonesia harus lebih ditingkatkan untuk meningkatkan produksi nasional dan nilai tukar rupiah. Dikarenakan pertumbuhan ekonomi saat ini masih didominasi oleh konsumsi nasional. Sementara ekspornya masih kurang. "Karena menteri merupakan penggerak kementerian, saya kira waktu yang tepat untuk melakukan reshuffle,” ujarnya menjelaskan.

Terkait dengan pelantikan Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan yang sebelumnya dianggap terlibat dalam skandal Bank Century, Nano menyatakan dilantiknya Sri Mulyani perlu mendapatkan kewaspadaan lebih.

“Sri Mulyani merupakan orang yang brilian. Dia pintar dan berpengalaman dalam menangani masalah keuangan. Namun kita juga harus waspada karena dia cenderung liberal, yang mana bertentangan dengan visi Jokowi yang menginginkan ekonomi kerakyatan,” katanya.

Ia kembali menambahkan bahwa sebagai menteri keuangan, Sri Mulyani harus sejalan dengan visi Jokowi. “Visi Jokowi harus bisa dijalankan oleh Menkeu yang baru. Jangan sampai arah kebijakannya melenceng dari ekonomi kerakyatan yang telah digembar-gemborkan.”

(mus)
 

Sri Mulyani Targetkan Investasi Hulu Migas Rp 223,3 Triliun
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri

Ditanya Peluang Jadi Menkeu Lagi, Begini Jawaban Chatib Basri

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani diisukan oleh Ekonom Senior Indef, Faisal Basri sebagai menteri yang paling siap mundur dari Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

img_title
VIVA.co.id
29 Januari 2024