Jaga Likuiditas, BI Minta Pemerintah Stop Penerbitan SUN

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id - Bank Indonesia (BI) memandang, pemerintah tidak perlu lagi menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) tambahan yang dipergunakan untuk menambal defisit anggaran. Hal tersebut penting dilakukan demi menjaga likuiditas perbankan tetap berada dalam koridor yang seharusnya.

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor

Gubernur BI Agus Martowardojo, mengungkapkan, kondisi likuiditas perbankan nasional sejatinya sampai saat ini masih relatif aman. Namun, bukan berarti situasi tersebut akan tetap bertahan dalam posisi saat ini.

Menurut Agus, likuiditas perbankan akan tetap terjaga, apabila pemerintah tidak kembali menerbitkan SUN, yang memiliki bunga jauh lebih tinggi dibandingkan bunga perbankan nasional. Penerbitan SUN, tentu akan menguras likuiditas perbankan.

Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate

"Walaupun penerimaan pajak tidak tercapai, tidak perlu dikeluarkan surat utang untuk menutupi itu (defisit). Itu akan buat likuiditas terjaga," tegas Agus saat ditemui di Kompleks BI Jakarta, Senin 8 Agustus 2016.

Lagipula, lanjut mantan Menteri Keuangan itu, potensi pelebaran defisit anggaran tahun ini sudah bisa terkompensasi dari rencana pemerintah memangkas pos belanja kementerian/lembaga dan transfer daerah sebesar Rp133,8 triliun.

Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun

"Likuiditas (perbankan) akan tetap terjaga, apabila pemerintah sudah mengumumkan pemotongan belanja Rp133 triliun," ujarnya.

Terlepas dari hal itu, bank sentral memastikan akan tetap berada di pasar, untuk tetap menjaga arus perputatan uang yang beredar di Indonesia.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya