Data BPS Diharapkan Akan Dongkrak Rupiah

Mata uang rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terlihat masih minim sentimen positif sehingga masih terbuka akan adanya pelemahan lanjutan, meski pada penutupan kemarin menguat tipis di posisi Rp13.099 per dolar AS.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, rilis data-data dalam negeri yang akan dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan dapat positif sehingga dapat menahan pelemahan lebih lanjut.

"Laju Rupiah pun diperkirakan masih cenderung kembali terkonsolidasi. Laju Rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp13.126 hingga Rp13.092. Cermati sentimen yang ada dan waspadai pelemahan lanjutan," ujarnya, Senin, 15 Agustus 2016.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Reza menjelaskan, kembali berbalik menguatnya laju dolar memberikan sentimen negatif bagi pergerakan rupiah. Ditambah, pergerakan laju euro yang berbalik melemah setelah merespons turunnya industrial production Italia dan minimnya sentimen memberikan imbas menguatnya laju dolar.

Di samping itu, cukup stabilnya data klaim pengangguran mingguan di AS membuat dolar kembali mengalami penguatan terhadap sejumlah mata uang global, termasuk rupiah.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

"Stabilnya data ketenagakerjaan memberikan ruang bagi The Fed untuk menaikan suku bunganya. Apalagi jika kemungkinan inflasi bergerak lebih tinggi, tentu akan memperkuat laju kenaikan laju dolar," ujarnya menambahkan.

Penguatan laju dolar, kata Reza, juga adanya sikap ambil posisi terhadap dolar menjelang rilis data penjualan ritel, indeks harga produsen, dan tingkat keyakinan konsumen di AS.

"Sebelumnya kami sampaikan laju rupiah masih dimungkinkan melanjutkan pelemahan seiring minimnya sentimen."

(mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya