Sepanjang Juli Rupiah Kalahkan Dolar AS

Uang rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Juli 2016 dibandingkan  posisi Juni kembali menunjukkan keperkasaannya. Meski begitu, rupiah justru terdepresiasi terhadap dolar Australia.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

"Rupiah terhadap dolar AS terapresiasi 0,55 persen, tetapi terdepresiasi terhadap dolar Australia 0,71 persen," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Senin 15 Agustus 2016

Suryamin menjelaskan, level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar AS terjadi di minggu ketiga bulan Juli, yang berada di kisaran Rp13.074 per dolar AS. Menurut provinsi, level tertinggi berada di provinsi Kalimantan Utara yang mencapai Rp12.913 per dolar AS.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Sementara terhadap dolar Australia, level terendah rata-rata kurs tengah eceran rupiah terjadi di minggu kedua Juli yang mencapai Rp9.888 per dolar Australia. Sedangkan menurut provinsi, level terendah terjadi di provinsi Maluku Utara yang mencapai Rp10.020 per dolar Australia.

"Sementara terhadap Yen dan Euro, rupiah terapresiasi 2,89 persen dan 1,26 persen," katanya.

Rupiah Mulai Menguat ke Level Rp 16.172 per Dolar AS

Untuk level tertinggi rata-rata nasional, kurs tengah eceran rupiah terhadap Yen terjadi di minggu ketiga Juli yang mencapai Rp123 per yen Jepang. Sedangkan menurut provinsi, level tertinggi terjadi di provinsi Nusa Tenggara Timur yang mencapai Rp116 per yen Jepang.

"Sementara terhadap Euro, level tertinggi terjadi di minggu ketiga pada Juli sebesar Rp14.424 per Euro. Menurut provinsi, level tertinggi terjadi di provinsi Sumatera Barat yang mencapai Rp14.250 per Euro," ujarnya.
 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

OJK menilai bahwa risiko yang dihadapi industri perbankan nasional akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS) beberapa waktu ini masih dapat dimitigasi dengan baik.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024