Fokus Masalah Pembiayaan, Laba BSM Naik 26,67%

Jajaran direksi Bank Syariah Mandiri (BSM)
Sumber :
  • Shintaloka Pradita Sicca / VIVA.co.id

VIVA.co.id – PT Bank Bank Syariah Mandiri (BSM) membukukan pertumbuhan laba bersih 26,67 persen dari semula Rp132 miliar per Juni 2015 menjadi Rp168 miliar per Juni 2016 (year on year/yoy). Sementara, laba operasional sebelum pencadangan naik 48,9 persen dari Rp322 miliar menjadi Rp479 miliar.

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

Direktur Utama BSM, Agus Sudiarto, mengatakan upaya manajemen BSM untuk fokus pada penyelesaian pembiayaan bermasalah membuahkan hasil. Pada semester I 2016 ini, seluruh indikator kinerja keuangan perseroan makin baik.

‘’Alhamdulillah kinerja kami menguat dan mulai on the track. Sepanjang tahun 2014 dan 2015, manajemen BSM melakukan konsolidasi untuk fokus menangani pembiayaan bermasalah sembari meletakkan fondasi baru perusahaan ke depan berdasar Corporate Plan 2016-2020," kata Agus dalam paparan kinerja semester I 2016 di Wisma Mandiri pada Senin, 15 Agustus 2016.

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Direktur Finance and Strategy BSM, Agus Dwi Handaya, menambahkan bahwa perolehan laba tersebut antara lain ditopang naiknya cash recovery ex write off yang naik 31,58 persen, dari senilai Rp171 miliar pada Juni 2015 menjadi Rp225 miliar pada Juni 2016.

Selain itu, didorong pula oleh Gerakan Sikat Satu Triliun (Gesit) pada 2015 dan dilanjutkan dengan program Gerakan Genggam Recovery Rp1,25 Triliun (Geger 125) pada 2016. Lalu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang terus tumbuh positif dan menjadi salah satu indikator terjadinya likuiditas.

Laba Vale Indonesia Kuartal III-2023 Turun Jadi US$52,6 Juta, Ini Pemicunya

DPK BSM naik sebesar 7,82 persen dari Rp59 triliun pada Juni 2015 menjadi Rp64 triliun secara yoy di periode yang sama 2016. Sementara, perolehan DPK ini didorong oleh pertama, pertumbuhan Giro sebesar 6,25 persen yang semula Rp6,86 triliun per Juni 2015 menjadi Rp7,10 triliun per Juni 2016.

Kedua, tabungan yang tumbuh sebesar 11,25 persen dari Rp22,05 pada Juni 2015, menjadi Rp25 triliun secara yoy. Ketiga, deposito tumbuh 5,68 persen dari Rp30,43 triliun pada Juni 2015 menjadi Rp32,16 triliun secara yoy.

Perolehan DPK dari Giro dan Tabungan, menjadikan komposisi dana murah BSM Juni 2016 49,58 persen, atau naik dibandingkan komposisi dana murah pada periode serupa tahun sebelumnya yang sekitar 48,56 persen.

"Secara umum bisnis BSM mengalami pertumbuhan di tengah kondisi makro ekonomi yang masih belum kondusif, BSM mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis,’’ kata Agus Dwi. Dengan kondisi yang mulai membaik pada semester I, Agus Dwi optimistis BSM dapat mencapai target laba Rp300 miliar hingga akhir tahun 2016.

Dalam menjaga pendapatan perusahaan, BSM tahun ini menempatkan dana pada surat berharga dengan total Rp6,57 triliun, yang mana sekitar Rp4 triliun ditempatkan pada private placement project based sukuk Kementerian Keuangan RI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya