Anggaran Dipangkas Jumlah Konstruksi Jargas Berkurang

Distribusi Gas Bumi dengan Jaringan ORF dan OTS Lampung
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmaja Puja mengatakan, dengan dipotongnya anggaran untuk Kementerian ESDM, maka jumlah jaringan gas yang dapat dibangun berkurang.

Harga Gas Murah Industri Bikin Pemasukan Negara Hilang Rp 15,70 Triliun

"Infrastruktur gas anggarannya berkurang, jadi jumlahnya (pembanguan jaringan gas) berkurang," kata Wirat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta pada Selasa 23 Agustus 2016.

Dia mengatakan, meski dengan anggaran Kementerian ESDM yang diperkirakan dipangkas sebanyak Rp900 miliar, konversi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) akan terus berjalan.

Kebijakan Harga Gas Diharapkan Dukung Keberlanjutan Industri Migas Nasional

"Dari sisi lain, supaya SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) tetap tumbuh kita usulkan supaya marginnya (biayanya) dinaikkan," kata dia. 

Sehingga, Wirat menyatakan ada usulan revisi target margin.

Emiten Produsen Gas Industri Ini Bakal Tebar Dividen 31 Persen dari Laba

Di sisi kontraktor pembangun jaringan gas (jargas), ia katakan sampai saat ini belum ada perhitungan marginnya. "(Margin untuk yang membangun) Yang jargas (jaringan gas) kan masih penugasan,"  kata dia.

Sementara itu, pembangunan jargas saat ini di sebagian wilayah Indonesia ada yang sudah hampir mencapai pembangunan 50 persen dan 60 persen.

Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan memangkas anggaran kementerian dan lembaga (K/L) sebanyak Rp65 triliun. Adapun anggaran Kementerian ESDM diperkirakan dipangkas sebesar Rp900 miliar. 

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja, kemudian terpaksa menunda beberapa proyek infrastruktur akibat adanya kebijakan pemotongan anggaran oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Namun, Dirjen Migas mengatakan, penundaan tersebut hanya dilakukannya pada proyek yang belum kontruksi, atau yang masih dalam tahap Front End Engineering Design (FEED). Di antaranya, FEED untuk tangki LPG di Ambon, NTT, dan Papua. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya