Lima Tantangan Ekonomi RI Versi Menkeu Sri Mulyani

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/16

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, setidaknya ada lima tantangan yang dihadapi Indonesia untuk menjadi salah satu negara maju dengan perekonomian terbesar di dunia. Pemerintahan era Presiden Joko Widodo menegaskan, akan melakukan berbagai cara untuk mengeluarkan potensi yang selama ini dimiliki bumi pertiwi.

Sri Mulyani: Perempuan Harus Buktikan Layak Jadi Pemimpin

Tantangan pertama, mengenai kesenjangan yang saat ini masih terjadi. Menkeu mengakui, bonus demografi yang dimiliki Indonesia, tak melulu menguntungkan. Apabila berkaca dengan negara yang berada di kawasan Amerika Latin, maka perlu langkah bijak dalam menyikapi hal tersebut.

"Kesenjangan, apakah itu pendapatan, atau demografis sangat tidak menguntungkan. Negara Latin Amerika, termasuk yang mengalami ketimpangan, sehingga terjebak dalam middle income trap," jelas Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi VI di gedung Parlemen Jakarta, Rabu 24 Agustus 2016.

Hari Perempuan Internasional, Sri Mulyani Bicara Pemimpin Wanita

Kedua, adalah dari sisi ketersediaan sumber daya yang dimiliki, mengingat karena adanya bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Kedaulatan di sektor energi dan pangan, ditegaskan Sri Mulyani, menjadi satu hal yang harus dipikirkan secara serius bagaimana cara untuk merealisasikannya.

“Sementara yang ketiga, rakyat itu butuh infrastruktur yang terus membaik. Strategi membangun industri dasar dan infrastruktur menjadi sangat penting,” katanya.

Bank Indonesia Proyeksi Ekonomi Global 2021 Tumbuh 5,1 Persen

Keempat, mantan Direktur Operasional Bank Dunia itu menyoroti sektor keuangan dalam negeri yang dianggap masih rentan akan guncangan. Menkeu pun mencontohkan sentimen negatif yang selama ini menyebabkan indikator perekonomian nasional terganggu.

“Indonesia sangat vulnerable (mudah kena serangan). Yellen (Gubernur The Federal Reserve) baru mau buat statement (pernyataan) saja sudah goyang. Ini sektor keuangan kita yang masih dangkal. Kebutuhan membangun sektor keuangan yang dalam dan lebar, membutuhkan banyak pemain yang memiliki visi yang bagus,” tegas dia.

Sementara yang terakhir, kelima, yakni bagaimana mengembangkan bonus demografi yang dimiliki, untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional.

Sri Mulyani menegaskan, pemerintah akan berupaya sekuat tenaga untuk mencari cara untuk menghadapi kelima tantangan  tersebut.

“Kiat dipandu oleh Trisakti dan Nawa Cita. Program kerja sampai 2019 ada di RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional). Ini merupakan target yang luar biasa ambisius, tetapi kami akan bekerja sekuat tenaga untuk mencapainya,” tutur dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya