Kurangi Penggunaan BBM, PLN Tender Dua Proyek

Ilustrasi instalasi listrik
Sumber :

VIVA.co.id – Dalam rangka mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM), sekaligus memperkuat kendala sistem kelistrikan di Kalimantan dan Jawa-Bali, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membuka tender dua proyek Independent Power Producer (IPP) yang termasuk dalam program 35 ribu megawatt (MW).

PLN Janji Bangun Pembangkit EBT Usai Proyek 35 Ribu MW Selesai

Kedua proyek pembangkit non-BBM tersebut adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Kalbar-2 (2x100 MW) dan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG)/PLTGU Peaker Jawa-Bali 4 (1x450 MW).

“Pembangunan kedua proyek 35 ribu MW ini, sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai diversifikasi energi, yaitu mengurangi pemakaian BBM, serta mengoptimalkan pemakaian batu bara dan gas," kata Manager Senior Public Relations PLN Agung Murdifi dalam siaran tertulis yang diterima VIVA.co.id, Selasa 30 Agustus 2016.

Terimbas COVID-19, Proyek Pembangkit Listrik 2020 Cuma 55 Persen

Karena itu, untuk mendukung kebijakan tersebut, PLN membuka proses tender dengan seleksi yang lebih kompetitif. Sehingga, diharapkan PLN bisa mendapatkan pemenang tender yang benar-benar berkualitas.

Agung menambahkan, pengembangan PLTU Kalbar-2 juga bentuk upaya PLN untuk menekan biaya pokok produksi (BPP) dan meningkatkan keandalan sistem di provinsi tersebut.

Liburan Nataru, Pertamina Tambah Pasokan BBM di Tol Trans Jawa

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025, Kapasitas terpasang pembangkit di Kalimantan Barat pada 2015, sebesar 228 MW. Pembangkitnya didominasi oleh PLTD (192 MW), PLTG/MG (34 MW) dan PLTA/M (2 MW).

Sementara itu, kapasitas terpasang pembangkit sistem Jawa-Bali pada 2015, sebanyak 33.824 MW. Rencana penambahan kapasitas pembangkit 2016-2025, adalah 43,4 GW, atau penambahan kapasitas rata-rata 4,3 GW per tahun. Dari rencana tersebut, kapasitas PLTGU/PLTMG gas sebanyak 32,3 persen, atau 14 GW.

Adapun rencana pembangunan kedua proyek ini tercantum dalam dokumen RUPTL 2016-2025. Dengan tambahan pembangkit-pembangkit ini, maka diharapkan juga rasio elektrifikasi di Kalimantan dan Jawa-Bali akan bertambah. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya