Bank Sentral AS Bikin Rp7 Triliun Dana Asing Keluar RI

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo (tengah).
Sumber :
  • Chandra GA/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Akhir pekan lalu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mengumumkan, perbaikan ekonomi di negara tersebut membuka celah kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Apa dampak pernyataan tersebut ke Indonesia?  

IHSG Ditopang Arus Modal Masuk, Cermati Rekomendasi Saham Awal Pekan Ini

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat di gedung parlemen mengungkapkan, karena pernyataan tersebut, triliunan dana asing keluar dari Indonesia. 

"Kami melihat, ada uang Rp7 triliun yang keluar dari Indonesia," jelas Agus di Jakarta, Selasa malam, 30 Agustus 2016.

Neraca Pembayaran Kuartal III-2022 Diprediksi Surplus, Sri Mulyani: Bisa Redam Arus Modal Keluar

Otoritas moneter mencatat, sampai dengan pertengahan bulan Agustus, total aliran dana yang masuk ke pasar keuangan nasional mencapai Rp160 triliun. Ini berkat persepsi investor yang memandang bahwa perekonomian nasional telah membaik.

Namun, pertemuan para pejabat bank sentral beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa perekonomian Negeri Paman Sam mulai membaik, akhirnya memberikan sedikit pengaruh terhadap aliran tersebut.

Resesi Ekonomi Global, Wapres: Awan Gelap Selimuti Semua Negara

"Jadi memang ada kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate (suku bunga AS) pada tahun ini," katanya.

Sebagai lembaga independen, bank sentral pun mengingatkan kepada pemerintah, agar mampu menjaga kondisi stabilitas makro ekonomi nasional. Hal ini dilakukan, agar semakin memberikan kepercayaan bahwa prospek perekonomian Indonesia akan semakin membaik.

"Itu (aliran modal keluar) bisa menjadi lebih besar, kalau tidak dijaga fundamental ekonomi kita. Maka, kami memandang bahwa reformasi yang sedang dilakukan pemerintah sudah cukup baik," ungkapnya
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya