Meski Menguat, Rupiah Masih dalam Pusaran Pelemahan

Uang rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Seikat, menguat pada perdagangan Kamis 1 September 2016, dibandingkan Rabu 31 Agustus 2016. Namun, masih melemah dibandingkan perdagangan dua hari lalu. 

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia, rupiah rata-rata dibanderol Rp13.260 per dolar AS. Menguat dibanding kemarin, yang berada di level Rp13.300. Namun, masih melemah dibanding perdagangan 29 Agustus lalu di level Rp13.242 per dolar AS.

Meskipun mengalami penguatan, analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada berpendapat, rupiah terhadap dolar AS masih dalam tren pelemahan jangka pendeknya. 

Gubernur BI Proyeksikan Rupiah Baru Balik ke Rp 15.000-an pada Kuartal IV-2024

Pelemahan disebabkan, oleh adanya aksi profit taking, atau ambil untung oleh para pelaku pasar keuangan, jelang diumumkannya data ketenagakerjaan AS yang cenderung memilih untuk konservatif.

"Keadaan tersebut, membuat laju rupiah mencoba bertahan dari tren pelemahannya dalam jangka pendek. Hari ini rupiah akan bergerak di kisaran target batas bawah Rp13.256, serta target batas atas Rp13.239 per dolar AS. Cermati sentimen yang ada," ujarnya kepada VIVA.co.id.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Namun, menurut Reza, laju dolar Indeks terlihat mulai kehabisan tenaga, setelah penguatan yang dialaminya dalam dua hari terakhir. Keadaan tersebut, menggambarkan aksi wait and see para pelaku pasar yang cenderung memilih untuk fokus menunggu data jelang dirilisnya data ketenagakerjaan AS.

"Imbasnya, laju euro, serta yuan mampu berbalik menguat tipis. Meski, laju yen masih gagal untuk menguat seperti mata uang lainnya," tuturnya. (asp)

Uang dolar AS dan rupiah.

Melemah di Level Rp 16.220 per Dolar AS, Rupiah Diproyeksi Menguat

Perubahan arah kebijakan moneter AS dan memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa membuat ekonomi keuangan global berubah cepat. Hal itu bayangi rupiah.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024