Cuaca Buruk Ganggu Produksi Garam Nasional

Petani memanen garam di Kawasan Penggaraman Talise, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (27/8/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Mohamad Hamzah

VIVA.co.id – Produksi garam nasional tahun ini diprediksi menurun dibandingkan tahun lalu. Sebab, cuaca buruk ditengarai menjadi masalah yang menyebabkan produksi menurun. Padahal, target produksi garam nasional tahun ini mencapai 3 juta ton, dengan target luas lahan produksi 24 ribu hektare. 

Kejagung: Tersangka Impor Garam Bertambah, Total 5 Orang

Hal itu pun diamini Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi S. Lukman.

"Masalah utama garam Indonesia, tergantung cuaca. Beda dengan Australia yang punya rock salt. Biasanya akhir Juli ini sudah produksi. Saya dengar produksi baru mulai, tapi sedikit sekali. Di Jabar (Jawa Barat)  parah, belum bisa mulai produksi," kata Adhi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 2 September 2016.

Susi Pudjiastuti Bikin Konten HUT Pangandaran saat Diperiksa Kejaksaan

Dia pun menyarankan pemerintah harus melakukan pembenahan di hulu, dengan cara memperbaiki teknologi produktivitas, dan menambah luas lahan.

"Terutama berkaitan dengan luas lahan, teknologi, produktivitas, peningkatan mutu. Sehingga pada saat cuaca bagus, bisa stok," ungkap Adhi.

Kejagung Geledah 4 Pabrik di Sejumlah Kota Terkait Korupsi Impor Garam

Selain itu, pemerintah tidak alergi untuk melakukan impor garam, khususnya untuk produksi.

"Untuk industri, sebagai bahan baku, harus impor dahulu. Yang penting ada nilai tambah di proses produk hilir industri makanan-minuman atau lainnya," tutur Adhi.

Kata dia Indonesia bisa mencontoh negara maju dan besar. Mereka, ujarnya, lebih memikirkan nilai tambah dalam negeri.

"Negara besar dan maju, tidak lagi memikirkan impor atau tidak. Tapi lebih memikirkan adanya nilai tambah dalam negeri dan supply ke global market," ucap Adhi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya