- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan nasional tahun ini hanya mampu tumbuh satu digit, atau di kisaran 7-9 persen. Proyeksi tersebut, jauh lebih rendah dari yang sebelumnya diperkirakan di rentang 11-12 persen.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad dalam sebuah diskusi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 6 September 2016, mengaku masih mengkaji Rencana Bisnis Bank (RBB) seluruh perbankan nasional.
"Saya sudah bilang, kemarin saya tunggu akhir September. Saya sedang evaluasi implementasi RBB dari masing-masing bank," tegas Muliaman.
Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia itu mengakui, pertumbuhan kredit secara year to date sampai saat ini memang masih relatif rendah. Namun, di sisi lain, Muliaman mengaku ada beberapa bank yang masih memiliki optimisme tinggi.
"Kalau RBB jalan, rencananya kan sekitar 11 persen. Kalau tidak jalan, harus dievaluasi," katanya.
Sebelumnya, otoritas moneter menyatakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan hingga saat ini tumbuh di bawah tiga persen. Meski begitu, BI mengaku tetap optimistis angka tersebut bisa beranjak naik dari posisi saat ini.
Demi menggenjot pertumbuhan kredit, bank sentral pun telah melonggarkan kebijakan uang muka kredit kepemilikan rumah dan kredit kendaraan bermotor. Ini demi meningkatkan konsumsi masyarakat, sebagai daya dorong mendongkrak pertumbuhan kredit. (asp)