Di KTT ASEAN, RI Tak Mau Biarkan Produk Lokal Kalah Saing

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Raudhatul Zannah

VIVA.co.id – Indonesia menegaskan komitmennya mewujudkan ASEAN Economy Community (MEA) dengan masing- masing negara anggota untuk membuka diri terhadap produk-produk sesama negara anggota. Namun ditegaskan pula, RI akan mengendalikan pasar dalam negeri agar produk lokal tetap dapat bersaing. 

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Hal tersebut ditegaskan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai mengahadiri ASEAN Business and Investment Forum, Senin malam. Acara itu merupakan serangkaian dari penyelenggaraan KTT ASEAN, di Vientiane, Laos. 

Mendag mengakui, Indonesia memiliki posisi yang diuntungkan dari sisi nilai tawar dalam penerapan MEA, hal itu saat ini sangat diperhitungkan. Karena itu, pemerintah akan berupaya terus meningkatkan daya saing produk dalam negeri untuk menghadapi produk-produk negara tetangga. 

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

"Competitiveness itu untuk kepentingan internal dan juga dalam menghadapi eksternal," tegas Enggar dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet (setkab.go.id), Selasa 6 September 2016. 

Laos minta jalur langsung perdagangan

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Dalam kesempatan yang sama, Enggar menyempatkan diri untuk berbincang dengan para pengusaha di Laos. Para pengusaha mengeluhkan besarnya biaya importasi yang dilakukan dari Indonesia, sebab masuh melalui Thailand. 

Menurut Mendag, para pengusaha Laos itu minta dibuka akses langsung. Karena itu, Kementerian Perdagangan akan mengundang mereka pada kegiatan pameran atau expo yang diselenggarakan pada  12-16 Oktober.

"Tapi kalau ada hal yang mendesak kita undang mereka dan dengan KBRI kita, dan kita juga ada Atase Perdagangan dari Thailand, untuk cepat ke kantor kita ke Kantor Kementerian Perdagangan,” tambahnya.

Terkait impor itu, Mendag meminta agar marginnya juga jangan terlalu besar, karena Indonesia juga akan membuka pasar dari negara-negara lain. 

“Di sana mempertemukan pengusaha-pengusaha dari Indonesia, para industriawan, supaya mereka bisa langsung (Kalau impor, tidak melalui Thailand lagi). Maka dengan begitu, hubungan bilateral antara pengusaha bisa tercipta," ungkapnya. 

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya