Pemangkasan APBN, Buat Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen

Bank Mandiri.
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVA.co.id – Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Andry Asmoro memperkirakan, pemangkasan anggaran jilid II yang lakukan pemerintah pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar Rp133 triliun, membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2016 diperkirakan hanya sebesar lima persen.

DPRD DKI Protes Penerima KJMU Dipangkas, Diduga karena Anggaran Disunat

Menurut dia, proyeksi yang dilakukan Mandiri senada dengan yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, di mana target pemerintah hanya diperkirakan tumbuh sebesar 5,1 persen. Pemangkasan tersebut, diakui membuat laju ekonomi Indonesia tidak bisa berjalan kencang.

"Kami perkirakan perekonomian Indonesia sepanjang 2016 hanya sebesar 5 persen," ujarnya di Auditorium Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat, 9 Sepetember 2016.

Prabowo Bakal Pangkas Subsidi BBM untuk Makan Siang Gratis, Menteri ESDM Bilang Begini

Lebih jauh, Andry mengatakan, peran government spending, atau belanja pemerintah cukup besar dalam laju perekonomian kuartal II lalu. Namun, ketika anggaran dipangkas, membuat belanja pemerintah tidak sekencang periode sebelumnya.

"Sekarang euforia kuartal II tumbuh dari market konsensus jadi 5,18 persen. Di dorong, salah satunya government spending saat ini 6,3 persen," tuturnya.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Sementara itu, lanjut Andry, peran belanja pemerintah terhadap pertumbuhan hingga akhir tahun lalu sebesar 6,6 persen. Angka ini lebih rendah, jika dibandingkan tahun ini yang sudah 6,3 persen sampai semester I tahun ini.

"Tahun 2015 lalu, ajarkan banyak dari pola government spending, karena konsumsi masyarakat masih relatif sama. Sampai semester II tahun lalu 6,5 persen - 6,6 persen," tuturnya.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kuartal lalu, bisa melebihi ekspektasi juga, karena periode puasa dan Lebaran yang mundur. Hal ini dinilai tidak bisa berulang di kuartal III dan IV.

"Kuartal II naik karena Lebaran, bulan Puasa yang mundur dan musim panen. Kuartal IV ada liburan, tetapi sekarang lokal government spending di-cut," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya