- U-Report
VIVA.co.id – Bank Indonesia menyatakan nilai tukar rupiah hingga 9 September 2016, masih menekuk laju dolar Amerika Serikat. Rupiah tercatat terapresiasi terhadap mata uang Garuda di level Rp13.100 per dolar AS.
"Rupiah terapresiasi 5,23 persen secara year to date hingga 9 September 2016," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat di gedung parlemen Jakarta, Selasa 13 September 2016.
Perty mengungkapkan, apabila dilihat dari sisi domestik, terapresiasinya mata uang Garuda, karena adanya persepsi positif para pelaku pasar keuangan, yang menanggap prospek perekonomian Indonesia dalam kondisi yang relatif baik.
Perry menambahkan, dengan terjaganya stabilitas makro ekonomi nasional, dengan implementasi dari Undang-undang Pengampunan Pajak. Meski begitu, bank sentral tetap mencermati risiko yang berpotensi melemahkan rupiah. "Risiko masih adanya kemungkinan kenaikan FFR (Fed Fund Rate)," tuturnya.
Namun, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, rupiah pada hari ini, Selasa 13 September 2016, mata uang negeri Paman Sam justru menguat terhadap rupiah di level Rp13.151, atau naik dari posisi pada Jumat 9 September 2016 yang berada di level Rp13.089. (asp)