Agustus 2016, Rupiah Keok dari Empat Mata Uang Ini

Rupiah melemah/Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai tukar rupiah pada Agustus 2016 tercatat mengalami depresiasi terhadap empat mata uang dunia, yakni dolar Amerika Serikat, dolar Australia, yen Jepang, dan euro.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

“Sepanjang Agustus, rupiah terdepresiasi,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis 15 September 2016.

Mata uang Garuda terhadap dolar AS pada Agustus terdepresiasi sebesar satu persen. Level terendah rata-rata kurs tengah eceran rupiah terhadap mata uang Paman Sam pada minggu kelima Agustus 2016, di level Rp13.237 per dolar AS.

Rupiah Mulai Perkasa Seiring Meredanya Konflik Israel-Iran

“Penyebabnya, dari kondisi Amerika Serikat. Terutama dari data pengangguran AS,” kata Sasmito.

Sementara terhadap dolar Australia, rupiah terdepresiasi sebesar 1,59 persen pada Agustus. Terhadap yen Jepang, mata uang Garuda pun terperosok 3,41 persen pada bulan yang sama Sementara terhadap euro, rupiah juga terdepresiasi sebesar 2,42 persen.

Rupiah Melemah, OJK Kasih Tips Emak-emak Kelola Keuangan

Menurut Sasmito, kondisi terkini perekonomian negara tersebut pada akhirnya membuat laju rupiah tertekan. Misalnya, dari negara Eropa maupun euro yang mengalami perbaikan ekonomi, sehingga secara tidak langsung menekan pergerakan rupiah.

“Sehingga apresiasi terhadap rupiah juga kurang. Sedangkan dari yen, ini karena terpengaruh dari adanya intervensi di pasar,” ungkapnya.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo

Gubernur BI Proyeksikan Rupiah Baru Balik ke Rp 15.000-an pada Kuartal IV-2024

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, nilai tukar rupiah akan terus ada di level Rp 16.000 per dolar AS hingga kuartal III-2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024