Tingkat Pengangguran Angkatan Muda Tinggi, Ini Sebabnya

Ribuan Pencari Kerja Padati Job Fair.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Februari 2016, International Labour Organization ILO mencatat bahwa tingkat pengangguran kaum muda di Indonesia berkisar di angka 17,8 persen. Turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 20,6 persen.

Penutupan Sekolah di Masa Pandemi Picu Lonjakan Pekerja Anak

Namun pengangguran kaum muda di Indonesia masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini. Sebagai contoh adalah China dengan tingkat pengangguran kaum muda pada 2015 berkisar 12,1  persen.

Dalam diskusi bertajuk Kualitas Tenaga Kerja Tanggung Jawab Siapa? yang diadakan di Decanter Wine And Food, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 15 September 2016, Owais Parray Ekonom ILO di Indonesia mengungkapkan bahwa hal itu disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya saja, kurangnya pengalaman kerja sebagai persyaratan yang dibutuhkan oleh beberapa perusahaan.

ABK WNI Dilarung ke Laut, Pemerintah Didesak Ratifkasi Konvensi ILO

"Misalnya employer, mereka cari yang sudah pengalaman, ini susah untuk yang baru lulus sekolah dan cari kerja," kata Owais.

Menurutnya banyak angkatan muda mencari kerja untuk mendapatkan pengalaman. Sementara perusahaan membutuhkan mereka yang sudah berpengalaman. Inilah yang kemudian menjadi masalah bagi angkatan muda kerja Indonesia.

Pengangguran RI Berkurang 140 Ribu Orang pada Februari

Tidak hanya berhenti di situ, bagi mereka yang ingin memulai usaha, mereka juga kerap kali mengalami hambatan. Sebut saja dalam permodalan. Menurut Owais, bank akan sulit untuk menggelontorkan modal untuk mereka yang tidak memiliki jaminan atau aset.

"Kalau mau mulai bisnis sendiri pasti ada hambatan. Misal kalau mau ke bank mereka minta jaminan. Saya tidak ada aset jaminan, dan mereka juga enggak percaya kasih uang atau modal, untuk itu susah untuk mereka masuk," tuturnya.

Selain itu masa transisi juga menyebabkan tingginya pengangguran angkatan muda. Owais juga menambahkan,  seringkali pendidikan yang mereka ambil tidak cukup bagi mereka untuk masuk ke dunia kerja. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya