Saham di Wall Street Menguat, Harga Minyak Kembali Naik

Ilustrasi pengeboran
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Harga minyak dunia pada perdagangan Kamis kemarin kembali menguat sekitar dua persen dan mengakhiri tren penurunan dalam dua hari terakhir akibat meningkatnya stok bensin di Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan pasar ekuitas di AS.

Antisipasi Dampak Konflik Palestina-Israel, Pemerintah Kaji Harga Pertalite Sesuai Jenis Kendaraan

Dilansir dari laman Reuters, pada Jumat 16 September 2016, harga minyak masih tetap rendah dalam waktu satu minggu ini. Bahkan, dalam dua sesi sebelumnya harga minyak sempat kembali turun hingga enam persen yang ditekan oleh data stok produksi minyak yang melimpah.

Selain itu, dalam satu minggu terakhir sejumlah lembaga seperti Badan Energi Internasional (IEA) dan organisasi negara-negara pengekspor minyak atau OPEC memberikan peringatan bahwa harga minyak mentah dunia masih akan lemah hingga pertengahan 2017.

SKK Migas Pantau Ketat Dampak Konflik Hamas-Israel ke Sektor Hulu Migas Indonesia

Adapun harga minyak pada perdagangan kemarin, tercatat untuk jenis berjangka Brent naik sebesar 62 sen menjadi US$46,47 per barel. Dan untuk minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) naik sebesar 19 sen menjadi US$44,77 per barel.

Manejer Portofolio dari InfraCap MLP, Jay Hatfield, mengatakan peningkatan harga minyak kali ini akibat pasar yang bereaksi terhadap data-data ekonomi AS, sehingga mereka berpikir akan ada pembalikan arah harga hari ini.

Harga Minyak Dunia Mulai Mendidih Akibat Perang Israel Vs Hamas

Namun, kenaikan harga minyak ini diperkirakan hanya bersifat jangka pendek, sebab beberapa analis dan pedagang memperkirakan harga minyak akan segera di bawah tekanan akibat dari pasokan minyak yang kembali meningkat dari Nigeria dan Libya.

Libya National Oil Corp melaporkan pihaknya sedang mengangkut persediaan minyak mentah untuk pemesanan Oktober di tiga pelabuhan di negaranya. Broker dari ICAP, Scott Shelton menilai pasar akan melihat potensi bertambahnya minyak 600 ribu barel per hari dari negara tersebut.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya