Rupiah Rawan Koreksi, Dibayangi Aksi Ambil Untung

Ilustrasi rupiah.
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha

VIVA.co.id – Transaksi perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan cenderung bergerak bervariasi meskipun kemarin ditutup menguat tipis tiga poin atau 0,02 persen di posisi Rp13.152 per dolar AS.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, rupiah terlihat bergerak menguat cenderung terbatas akibat imbas dirilisnya hasil inflasi AS. Meski sempat menguat tajam di area Rp13.130 namun rupiah kembali terkena aksi aksi ambil untung. Akibatnya rupiah terlihat bergerak kembali datar menuju harga pembukaan.

"Rupiah diperkirakan masih akan cenderung bergerak variatif. Antisipasi pembalikan arah melemah rupiah," ujarnya, Selasa, 20 September 2016.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Pihaknya memperkirakan, rupiah akan bergerak dalam rentang target batas bawah di Rp13.165 dan target batas atas di level Rp13.125 per dolar AS.

Reza menjelaskan, rilis inflasi AS di akhir pekan yang cenderung positif, membuat laju dolar AS mulai bergerak naik terbatas. Inflasi bulan Agustus 0,2 persen berada di atas ekspektasi konsensus ekonom sebesar 0,1 persen.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

"Dolar AS terlihat melemah terhadap poundsterling 0,25 persen, euro 0,23 persen. Tetapi, menguat terhadap yuan 0,21 persen," tuturnya.

Menurutnya, hal tersebut berimbas pada terbatasnya pergerakan rupiah. Investor cenderung berhati-hati terhadap aset mata uang risiko mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan AS.

"Sebelumnya kami sampaikan meski sempat menyentuh level 13.075, rupiah terlihat tak berdaya menghadapi adanya aksi ambil untung dari para pelaku pasar sehingga harus puas berada di area 13.150," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya